Melakukan penilaian (valuasi) saham adalah proses menentukan berapa harga yang wajar untuk suatu saham. Walaupun harga saham berubah setiap waktu, namun dengan mengetahui nilai wajarnya, kita akan lebih tenang dalam menghadapi gejolak pasar. Konsep harga wajar ini telah saya bahas di tulisan sebelumnya di sini.
Dalam melakukan valuasi, mau tidak mau kita harus mengerti sedikit cara membaca laporan keuangan sebab perhitungan valuasi melibatkan item-item dalam laporan keuangan perusahaan. Untung saja, seorang teman baik saya, Edison telah memaparkan dengan sangat baik bagaimana cara membaca laporan keuangan di blognya di sini.
Warren Buffett mengatakan bahwa nilai intrinsik (nilai wajar) suatu saham didefinisikan sebagai nilai saat ini dari aliran kas masuk yang akan didapatkan sepanjang umur hidup perusahaan tersebut. Nilai saat ini dari uang yang akan kita dapatkan di masa depan merupakan konsep time value of money yang dapat kita pelajari di sini. Buffett mengatakan bahwa cara ini adalah satu-satunya cara yang masuk akal untuk mengevaluasi keatraktifan dari suatu investasi dan bisnis. Pemikiran Warren Buffett mengenai nilai intrinsik ini banyak dipengaruhi oleh John Burr Williams, yang merupakan orang yang pertama kali mengemukakan pemikiran mengenai nilai intrinsik ini.
Charles S. Mizrahi dalam bukunya “Getting Started in Value Investing” menjelaskan sebuah cara sederhana dalam melakukan penilaian harga wajar saham. Meskipun sederhana bukan berarti cara ini tidak efektif. Keindahan dari cara ini justru berasal dari kesederhanaannya. Agar lebih mudah dipahami, proses valuasi ini akan saya pecah menjadi beberapa langkah. Sebagai contoh saya akan menilai harga wajar saham PT. Unilever Indonesia. Laporan keuangannya dapat kita ambil di websitenya di sini. Saya memilih Unilever karena perusahaan ini merupakan perusahaan yang sangat solid dengan manajemen yang mumpuni. Perlu diingat, sebelum melakukan valuasi kita sebaiknya memilih perusahaan dengan pertumbuhan laba bersih 5 tahun ke belakang minimal 10%. Beruntung sekali ternyata kita dapat memperoleh data keuangan Unilever sampai dengan 10 tahun ke belakang. Selain itu, sebaiknya saham yang akan kita nilai memiliki Return on Equity (ROE) minimal 15%. Unilever dapat memenuhi kriteria-kriteria tersebut.
Sebelum melakukan valuasi, coba buat dulu profil dari perusahaan tersebut seperti di bawah ini:
Pertama-tama kita harus menentukan dahulu pertumbuhan (growth) EPS (Earning per Share) selama paling tidak 5 tahun ke belakang. Dalam menentukan berapakah proyeksi pertumbuhan EPS selama 5 tahun ke depan, ikuti langkah berikut:
- Jika rata-rata pertumbuhan EPS perusahaan 5 tahun ke belakang lebih besar dari 15%, maka proyeksi pertumbuhan EPS 5 tahun ke depan adalah 15%. Mengapa saya menentukan proyeksi EPS 15%? Sangat sedikit perusahaan yang mampu mempertahankan pertumbuhan EPS di atas 15% per tahun secara kontinyu. Oleh karena itu sebaiknya kita proyeksikan pertumbuhan EPS selama 5 tahun ke depan adalah 15%.
- Jika pertumbuhan EPS perusahaan 5 tahun ke belakang lebih kecil dari 15%, maka proyeksi pertumbuhan EPS 5 tahun ke depan adalah 10%.
Terlihat bahwa pertumbuhan EPS rata-rata Unilever adalah 16.94% per tahun. Oleh karena itu kita tentukan proyeksi pertumbuhan EPS 5 tahun ke depan adalah 15% per tahun.
Setelah itu kita tentukan proyeksi rasio P/E (Price to Earning) untuk 5 tahun ke depan. Untuk memproyeksi P/E Unilever 5 tahun ke depan, kita dapat menggunakan langkah mudah berikut:
- Jika P/E lebih dari 20, gunakan proyeksi P/E 17
- Jika P/E kurang dari 20, gunakan proyeksi P/E 12
Saat ini berdasarkan data kuartal III dapat diperkirakan P/E Unilever adalah 21.9 (> 20). Dengan demikian kita tentukan proyeksi P/E 5 tahun ke depan adalah sebesar 17.
Setelah menentukan proyeksi pertumbuhan EPS dan P/E, mari kita mulai proses valuasinya.
LANGKAH 1: Menghitung EPS 5 tahun ke depan berdasarkan proyeksi pertumbuhan 15%
Menentukan besar EPS 5 tahun ke depan berdasarkan proyeksi pertumbuhan EPS (15%). Mari kita perhatikan tabel perhitungan besar EPS 5 tahun ke depan di bawah ini:
Kita mendapatkan proyeksi EPS r tahun ke depan (akhir tahun 2013) adalah sebesar 718 rupiah.
LANGKAH 2: Mengalikan proyeksi P/E dengan proyeksi EPS pada tahun ke-5 (tahun 2013)
Karena proyeksi P/E yang kita gunakan adalah 17, maka dengan mengalikan EPSsaham Unilever maka pada akhir tahun ke-5 (akhir tahun 2009) dengan proyeksi P/E (17), saham Unilever akan diperdagangkan pada harga 12,207 rupiah per lembar.
LANGKAH 3: Menghitung laba yang dibayarkan sebagai dividen
Berdasarkan laporan keuangan yang lalu, didapatkan bahwa porsi keuntungan yang diberikan Unilever sebagai dividen adalah 60.22%. Angka ini disebut juga dengan dividen payout ratio. Dengan menjumlahkan EPS selama 5 tahun ke depan kita mendapatkan jumlah EPS adalah 2,768 rupiah per lembar saham (411 + 472 + 543 + 624 + 718 = 2,768). Dengan mengalikan jumlah EPS tersebut dengan dividen payout ratio sebesar 60.22%, kita memproyeksikan total dividen yang akan kita terima selama 5 tahun ke depan adalah sebesar 1,667 rupiah per lembar saham (2,768 x 60.22% = 1,667).
Sebagai catatan, nilai dividen payout ratio Unilever ini sangat tinggi. Hal tersebut wajar karena Unilever merupakan perusahaan yang sudah mature dan tidak terlalu agresif berekspansi.
LANGKAH 4: Menghitung harga saham total
Dengan menambahkan proyeksi harga saham 5 tahun ke depan dengan jumlah dividen yang kita terima dalam kurun waktu tersebut, kita mendapatkan harga saham total Unilever 5 tahun ke depan adalah 13,875 per lembar (12,207 + 1,667 = 13,875 –> dengan pembulatan). Apakah perhitungan kita sudah selesai? Belum. Harga yang kita dapatkan tersebut adalah harga 5 tahun ke depan. Kita harus mengetahui berapa harga wajar yang pantas kita bayarkan saat ini untuk mendapatkan return yang bagus terhadap investasi kita.
LANGKAH 5: Menentukan berapa harga yang pantas dibayarkan untuk mendapatkan return yang layak
Jika kita memasukkan uang kita dalam deposito, berapakah return per tahun yang akan kita dapatkan? Saat ini kita akan memperoleh return dari deposito sekitar 8-9% per tahun. Karena kita ingin berinvestasi di saham, tentu saja kita menuntut return yang lebih tinggi dari itu karena kita telah mengambil risiko yang lebih tinggi. Kelebihan return tersebut dinamakan risk premium. Di AS, risk premium rata-rata adalah 4.91%. Untuk Indonesia terdapat tambahan country risk premium sebesar 5.25%. Jadi total risk premium yang akan kita gunakan adalah 10.16% (Nasib, nasib. Tinggi bener country risk Indonesia yah 😦 ). Data tersebut dapat kita dapatkan dari sini. Dengan menambahkan total risk premium (10.61%) dengan suku bunga deposito (8%), maka return yang layak untuk berinvestasi di saham adalah sebesar 18.61% per tahun.
Kita telah mengetahui bahwa saham Unilever akan diperdagangkan di harga 13,875 untuk 5 tahun ke depan. Berapakah harga yang patut kita bayarkan untuk selembar saham Unilever saat ini untuk memperoleh return 18.61% per tahun?
Untuk menentukan harga yang pantas, maka kita harus membagi harga pada akhir tahun ke-5 tersebut (13,875) dengan 1.1861 tiap tahunnya selama 5 tahun.
Terlihat bahwa harga yang pantas kita bayarkan untuk selembar saham Unilever adalah 6,023. Saat ini saham Unilever diperdagangkan di harga 7,600 per lembar, agak terlalu mahal. Sepertinya kita harus menunggu harga sahamnya turun dulu baru kita mulai membelinya 🙂
Perhatikan bahwa jika kita menginginkan return hanya 15% per tahun, maka harga tertinggi yang pantas kita bayarkan adalah 6,898. Mari kita perhatikan berapa harga tertinggi yang pantas untuk saham tersebut jika kita menginginkan return yang berbeda.
Terlihat bahwa jika kita bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk suatu saham, semakin kecil return yang akan kita terima. Oleh karena itulah investor yang baik biasanya sangat sabar menunggu harga yang murah untuk mulai berinvestasi 🙂 Investor jenis ini tidak akan gegabah membeli saham tanpa memperhitungkan harga wajarnya.
Disclaimer is on
Artikel-Artikel yang Berkaitan:
- Memahami Valuasi Saham dengan Visualisasi
- Pentingnya Growth Predictability
- Rasio & Valuation Sheet v1.4
- Ngobrol Tentang Dividen
- High Growth Companies
- Behind The Scene: Penjelasan Metode Valuasi Yang Saya Gunakan
- Back to The Basic: Valuasi Saham dengan Menggunakan Metode Dividend Discount Model (DDM)
- Ancaman Value Trap bagi Value Investor
- Jaring Pengaman Valuasi Saham
- The Theory of Expanding Value
- Belilah Saham karena Nilainya, Bukan Harganya
Dapatkan buku saya, “Street Investing” di sini
Pingback: Belilah Saham karena Nilainya, Bukan Harganya « pojok ide
tapi mas..
kalo skrg aja barang yg senilai 6023 bisa dihargain 7600,
5 thn lagi bisa aja brg senilai 13.875 dihargain 20.000 ya…
ada faktor monyetnya kan… 🙂
LikeLike
hahaha. Justru itulah kita harus jeli menimbang apa yang ditawarkan oleh market. Kalau sabar, dapet lah barang murah 🙂
LikeLike
commentnya di blog saya kena blokir akismet, bro 🙂
Tapi sudah saya de-spam…
LikeLike
o mungkin karena ada linknya yah? lain kali gak ngasi link lagi deh hehehe
LikeLike
Pingback: KLBF : Slow but sure, a hidden treasure « pojok ide
Maaf pak, saya mau tanya sedikit:
1. Proyeksi growth EPS dan P/E itu asumsi dasarnya apa y? kenapa bisa ditentukan kalo rata2 EPS > 15% diproyeksikan kedepannya 15% atau kenapa kalo P/E = 20, proyeksinya menjadi 17?
2. Saya coba menghitung Harga Wajar Saham (13,875 / 1.1861) hasilnya = 11,698, sehingga DCFnya = 5,910. Apa saya salah hitung y?
terima kasih
LikeLiked by 1 person
@remi22
1. Kebetulan memang saya mengutip dari buku “Getting Started in Value Investing”. Di buku itu disebutkan ketentuan mengenai EPS Growth dan P/E. Sepertinya penulisnya sudah melakukan riset mengenai hal ini.
2. Mohon maaf. Saya salah nulis. Bukan 1.1861 tetapi 1.1816. Mohon dimaafkan 🙂
LikeLike
Sori pak, kalo bole nanya lagi nih,
Dalam buku “Getting Started tadi itu”,riset penulisnya itu di luar negeri y?kalo kita pake hasil riset dia utk kasus di Indonesia apa masih relevan?takutnya, valuasi yg kita lakukan tidak tepat. Apa ada cara lain untuk mem-forecast kedua rasio tadi?
terima kasih (maaf kalo banyak nanya)
LikeLike
@remi22
Yang saya bedakan antara buku itu dengan valuasi saya adalah risk premium. Risk premium Indonesia lebih tinggi daripada di AS. Kalau di AS risk premium sekitar 10%. Pada valuasi saya, risk premiumnya diset 18%.
Mengenai EPS growth, logikanya growth Indonesia lebih tinggi daripada AS karena Indonesia adalah negara berkembang. pertumbuhan ekonomi AS sekitar 3-4% per tahun sedangkan Indonesia berkisar 6-10% per tahun.
Mengenai P/E ratio, saya kira tidak terlalu berbeda kondisinya antara Indonesia dan AS.
LikeLike
Seneng banget dengan tulisannya.
Sangat berguna buat pembelajaran.
Selamat, dan teruslah berkarya buat orang lain.
Salam,
Agus
LikeLike
Pak, saya masih ga mudeng ni, maklum newbie & lemot 🙂
Boleh minta les privat pak?
Trims,
Itg
LikeLiked by 1 person
Wah, kok kaya jaman sma aja pake les privat 🙂
LikeLike
Hehe ..
Saya dah lihat laporan keuangannya UNVR merujuk pada link diatas, tapi kok ya saya ga nemuin angka2 itu ya pak? (Harga, EPS, P/E Deviden dll) Mohon bimbingannya ..
LikeLike
Angka yang saya pergunakan adalah proyeksi berdasarkan rata2 dari data di laporan keuangan beberapa tahun ke belakang.
LikeLike
Waduh, sepertinya saya memang harus kembali ke awal/ dasar ni. Soalnya benar2 ga mudeng dgn apa itu EPS, P/E, Risk Premiun dll. Trims pak atas komen2nya ..
LikeLiked by 1 person
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada penulis yang telah memaparkan konsep value investing.
Jujur saja sebelumnya saya buta akan hal ini, namun dengan adanya tulisan ini, bisa memberikan sedikit gambaran.
Dan apabila para pembaca bisa memberitahukan dimana bisa saya dapatkan data-data keuangan perusahan spt EPS, P/E, dll selama lima tahun.
Terima kasih.
LikeLike
Pak Parahita, berikut saya embed link ringkasan kinerja UNVR dari situsnya idx:
Click to access UNVR.pdf
Apakah semua yg diperlukan (Harga, EPS, P/E, Deviden, Deviden pay out ratio, EPS Growth, ROE, Deposito, & Risk premium) sudah tercakup didalm file tsb? Mohon bimbingannya. Trims ..
LikeLike
Pak, beriku saya embed link ringkasan kinerja UNVR dari situsnya IDX:
Click to access UNVR.pdf
Apakah semua data yg diperlukan (Harga, EPS, P/E, Deviden, Deviden pay out ratio, EPS Growth, ROE, Deposito, & Risk premium) sudah tercakup disitu? Bila ya, dibagian manakah itu? Mohon bimbingannya.
Trims ..
LikeLike
Lumayan juga. Tetapi kalau ingin lebih detil sebaiknya langsung baca laporan keuangannya.
LikeLike
@itg
Yg disarankan parahita itu benar…analisa laporan keuangan yg benar tidak bisa dilakukan melalui data summary seperti ini…
LikeLike
Terus di mana donk pak datanya bisa saya cari, Tks
LikeLike
Coba cek di sini (tinggal ganti tahun yg berbeda aja):
http://202.155.2.90/Corporate_Actions/New_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan/Laporan%20Keuangan%20Tahun%202007/
LikeLike
Pak Parahita & Edison76,
makasi banyak atas masukannya. Jangan kapok ya kalo nanti saya tanya2 lagi. 🙂
LikeLike
Pak Parahita, boleh tau alamat emailnya? Saya tertarik sekali untuk mengerti lebih jauh lg ttg valuasi ini. Trims.
LikeLike
Dengan senang hati 🙂
email saya:
roromendut28@yahoo.co.id
LikeLike
MARGIN OF SAFETY NYA MANA PAK ?
no investment without margin of safety .-
LikeLike
Saya hanya memperkenalkan cara melakukan valuasi. Tentu saja margin of safety diperlukan. Terima kasih atas sarannya 🙂
Coba cek posting saya selanjutnya mengenai INDF dan KLBF. Saya sudah menambahkan margin of safety di sana.
LikeLike
pak parahita.. (kayaknya rada unik namanya)
udah ikutin satu persatu langkahnya eh.. mentok dipoin 5. Menentukan Harga yang Pantas Dibayarkan….. Pada kolomnya ada angka 1.1861, angka itu dari mana keluarnya? Dalam kolom itu pula ada angka 12064, 10491 dst kebawah… angka tersebut juga gimana keluarnya?
Disalah satu postingan diatas ada keluar kata baru DCF, apaan itu?
Mo tanya lagi no poin no 2 “Karena proyeksi P/E yang kita gunakan adalah 17, maka dengan mengalikan EPSsaham Unilever maka pada akhir tahun ke-5 (akhir tahun 2009) dengan proyeksi P/E (17), saham Unilever akan diperdagangkan pada harga 12,207 rupiah per lembar” nah… harga saham 12207 itu harga akhir tahun 2009 atau 2013?
maaf rada bawel.. masih nubi investasi
makacih ya….
LikeLike
kalo buat laporan keuangan 10 tahun lalu bs dpt dmana y? trus yg dijadikan acuan buat menghitung EPS tahun tertentu itu laporan keuangan paling akhir y? tanx
LikeLike
mohon bertanya mas,
dapat angka ini,
“Karena proyeksi P/E yang kita gunakan adalah 17, maka dengan mengalikan EPSsaham Unilever maka pada akhir tahun ke-5 (akhir tahun 2009) dengan proyeksi P/E (17), saham Unilever akan diperdagangkan pada harga 12,207 rupiah per lembar.”
cara menghitunggnya bagaimana?
mohn dijelaskan,
^_^
LikeLike
@alka_great
EPS pada akhir tahun ke-5 (2013) adalah 718. Maka Harga saham pada saat itu adalah EPS * P/E = 718 *17 = 12,207.
LikeLike
kalo semua orang ngitung kaya gini
kayaknya gampang bener jadi kaya
hahahahhahahahahahaha
LikeLike
@mandrake
memang itungannya simpel. Pertanyaannya: berapa banyak sih yang mau ngitung?paling cuma beberapa 🙂
warren buffett yg gak pake komputer aja bisa berhasil 🙂
LikeLike
hahhahahahaha
beberapa?????
jadi anda sepintar warren buffett ya?
oh begitu ….
LikeLike
gw cuma mau sharing elunya yg sinis.
memang gw pernah bilang kalo gw sepintar warren buffett? maksud gw warren buffett yg gak pake komputer aja bisa bagus valuasinya. terkadang kita sendiri yg bikin sesuatu yg simpel jadi tambah rumit.
mungkin semua udah tau cara valuasi, tapi berapa sih yg mau ngitung?
kalo memang ngitungnya ruwet pake FCFE segala macem malah jadi akurat gitu?
kalo memang bener, artinya ngikutin valuasi analis yg njelimet itu aja udaah beres.
LikeLike
buku apa ya yang menjelaskan perhitungan gini saya ingin membelinya bisa di rekomendasikan
LikeLike
kok bisa tau epsnya 15 % gimana caranya?
LikeLike
@David
Saya menggunakan buku dari Charles Mizrahi. Udah disebutkan kok di artikel.
EPS 15% itu sebagai safeguarding. Kenaikan EPS 15% itu lebih mungkin untuk bertahan dalam jangka panjang.
LikeLike
saya mau lebih jelas perincian 15% itu didapat dari mana?,agar saya bisa menerapkan nya ke saham
LikeLike
saya mau menghitung misalnya laporan keuangan indofood dimasa yang akan datang gimana cara memprediksikannya ?
LikeLike
cara menghitung nilai buku betul gak caranya
total ekuitas/jumlah saham yang beredar
di sini jumlah saham yang beredar itu datanya diperoleh dari mana ya
LikeLike
@David
* 15% itu sepertinya dari pengamatan mr. mizrahi.
* kalau ingin memprediksi lap keuangan di masa depan namanya membuat proforma lap keuangan. sepertinya akan jadi panjang ceritanya 🙂 mungkin akan saya bahas khusus dlm satu artikel.
* benar. memang begitu cara menghitungnya. kalo jml saham beredar dapat kita lihat di laporan keuangan.
LikeLike
wah banyak juga cerita nya …
ok deh maju terus pantang mundur parahita..
membentuk investor yang WARAS dan rasional.
sesama value investor mesti saling mendukung !
buat david and parahita:
15% bukan hanya dari mr. mizrahi tapi dari buffett juga , dimana buffett sering mengambil 15% untuk growth perusahaan yang cukup mature and good, karena di atas 15% dengan CAGR akan membuat overvaluation/ too optimistic…
mr. mizrahi banyak dipengaruhi oleh buku buffettology -nya mary buffett, yang walaupun buku tsb dikritik oleh buffett sendiri karena terlalu menyederhanakan valuation…
LikeLike
EPS calculation ini juga termasuk dipakai oleh mr.price yang alat/software nya dipakai oleh mr.mizrahi di hedge fundnya. silahkan check websitenya …
but BTW good job….
so buat si mandrake tukang sihir pengecut :
gelut jeung aing!
oh iya numpang iklan :
http://gudangilmuinvestasi.blogspot.com
http://gudangilmuinvestasi.blogspot.com/2009/01/investing-guru-value-investing-dvd.html
http://gudangilmuinvestasi.blogspot.com/2009/01/stock-options-dvd.html
LikeLike
price earning ratio(P/e) nya 21,29 kan kalau gitu ak leat berarti 1/21,29 itu berarti margin keamananya gak ada donk 4,69%,deposito aja
antara 8-10% pasti rugi la saya mengutip dari buku The intelligent investor karya benjamin graham
LikeLike
4.69% itu menggambarkan apa kok dibandingkan dg deposito?
setau saya margin of safety adalah tambahan sejumlah proporsi tertentu thd hasil valuasi kita. jika nilainya masih di bawah harga saham saat ini artinya masih layak beli. mohon maaf, saya masih belum bisa menangkap mengapa 1 / P/E dapat dikatakan sebagai margin of safety.
Kalo 1 / P/E artinya earning to price. artinya earnings (saat ini) hanya 4.69% dari harga yg harus kita bayarkan. kelihatannya kecil memang. tapi jangan lupa, itu adalah earnings saat ini. dalam melakukan valuasi, kita harus memasukkan faktor earning growth. jika growthnya bagus dan stabil, investor tidak akan ragu untuk memberikan nilai P/E yang tinggi pada suatu saham.
LikeLike
earning growth itu diitung dari earning per share per tahun meningkat berapa % gitu?
LikeLike
dividennnya kan
LikeLike
menarik sekali ulasannya,
boleh minta dibuatin excelnya ga?
thanks
LikeLike
@David
Lebih baik kalau kita menggunakan peningkatan laba bersih karena EPS akan berubah jika ada corporate action (stock split, right issue,dll)
LikeLike
@Michael
Excel nya ada. Nanti saya coba upload.
LikeLike
Boleh tau di mana bisa download file excelnya?
Thanks.
LikeLike
Tulisannya menarik pak…
tapi saya bingun bagai mana dapat yang 12.064, 10.491..dst..
sudah saya analisa tapi ngak ketemu cara hitungnya..apa bisa dinformasikan pak..tks
LikeLike
MAAF TAPI HITUNGANNYA SEBAGIAN SALAH PAK. PARAHITA. KALO LIHAT BUKU MOHON COBA DI CEK LAGI BUKUNYA, ATAU SALAH KETIK.
SALAH MULAI DARI STEP KE 4.
THKS
LikeLike
@EXPERTTRADER
Anda teliti sekali 🙂
Mohon maaf, saya salah memasukkan angkanya. Seharusnya saya menambahkan hasil perkalian proyeksi EPS dengan proyeksi P/E (12,207 ) dengan jumlah dividen (1,667) = 13,874. Mengenai nilai valuasinya yg 13,875 memang ada sedikit perbedaan karena pembulatan.
Tks for your correction 🙂
Udah dibenerin di tulisannya.
LikeLike
mr. parahita maf kalau saya lancang, saya mo mencoba jawab pertanyan manies_106
1.1861 atau yang sebenarnya 1.1816 itu didapat dari menambahkan 1 dengan suku bunga deposito dan risk prmium di indonesia. untuk angka yang muncul pada kolom adalah nilai wajar dari saham itu sendiri. cara mendapatkannya dengan membagi nilai pasar dengan 1.1816
untuk angka 12 ribu sekian menurut saya perhitunagnnya begini.
P/E=harga wajar/estimasi EPS
jadi
harga wajar=P/E*estimasi EPS
estimasi EPS =718
P/E=17(di dapat dari mana mr. parahita lebih tahu)
jadi
harga wajar=718*17=12.2007
karena 718 adalah proyeksi EPS pada tahun ke 5, maka itu adalah harga wajar pada tahun 2013.
terimakasih.
cuma mo ikut berpartisipasi, jika ada yang salah mohon diingatkan.
LikeLike
angka 12.o64 dst hanyalah salah pengetikan, pada kolom itu seharusnya diisi nilai harga wajar pada tahun setelahnya, itu menurut saya. namun yang membuat saya bingung adalah kenapa pada kolom itu ada tulisan “return 15% per tahun”? bukannya disitu itu adalah nilai total saham pada tiap tahunnya? mohon pencerahannya pak. tahx
LikeLike
fi..tu eps d hitungnya gmn c?
LikeLike
jempol_singo: itu udah rumus dasarnya,..
LikeLike
Pak,
Saya ingin tanya bagaimana indikator yang Bapak sendiri terapkan dalam mengambil keputusan beli dan menjual sebuah emiten?
Apakah berdasar pada MACD, Stochastic harian atau per 15 menit.
Lalu brapa rata-rata gain yang bapak peroleh per bulan selama ini?
Mohon pencerahannya ya pak, saya sangat mengharapkannya.
Edjaya
http://www.sistemafiliasiinternet.com/
LikeLike
Halo pak,
Saya nyangkut di sini dari komentar bro Dunkz di PortalReksadana.
Terima kasih sudah sharing artikel ini. Sangat berguna sekali, apalagi dengan sampel UNVR dan kondisi tanah air.
Saya penggemar Buffett dan value investing, dan sudah belajar investasi selama 3 tahun terakhir, juga 2 tahun praktek reksadana. Tapi saya belum berani masuk saham karena saya ingin benar-benar paham ilmunya sebelum masuk ke sana.
Artikel ini sangat menyederhanakan pemahaman itu. Saya sudah pernah baca buku Ben Graham, Intelligent Investor, dan saya berusaha mempraktekkan filosofinya (termasuk hold and buy long term), dan nambah kalau pasar jatuh, hehehe… Tapi masuk ke saham butuh kesabaran dan ilmu, paling tidak memahami laporan keuangan dan nilai wajar saham. Saya sudah baca beberapa buku dasar memahami laporan keuangan sederhana, tapi tetap nggak paham. Dan artikel ini memperjelas semuanya.
Sekali lagi terima kasih pak.
NB: Bila berkenan, kapan-kapan saya ijin untuk kirim email untuk share nilai wajar saham-saham tertentu, sekaligus ngecek apakah perhitungan saya benar atau nggak 🙂 Bisa kan pak?
Salam,
Arif
LikeLike
Pak, mohon jawabannya,
saya lagi pusing dengan skripsi saya dan punya beberapa pertanyaan:
sesuai dengan rumus CAPM: Rf + beta (Rm-Rf)
1. Rf (risk free rate) itu menggunakan suku bunga SBI saat bulan penilaian atau dirata2kan satu tahun?
2. Cara menentukan Rm (Return Market) itu gimana ya?
apa dengan merata-ratakan return per bulan IHSG selama setahun, atau return IHSG selama sebulan pada bulan penilaian atau return IHSG selama setahun ((IHSG bulan desember-IHSGbulan Januari/IHSG bulan januari) ??
3. bagaimana memproyeksikan nilai FCFE pada tahun yang akan datang?
karena saya memproyeksikannya dengan melihat pertumbuhan FCFE pada tahun sebelumnya ke tahun sekarang, tapi pertumbuhannya ga masuk akal (besar sekali, karena ada pinjaman yang besar) dan kalo dimasukan pertumbuhan itu buat FCFE pada tahun mendatang, jumlahnya jadi besar banget ! T_T
Please pencerahannya……..
LikeLike
1. Kalau datanya bulanan bisa langsung pakai SBI / 12
2. Kalau pakai data bulanan ya return market per bulan, biasanya diambil data akhir bulan
3. Proyeksi FCFE bergantung pada proforma laporan keuangan yang akan kita buat. Mungkin bisa dibatasi pertumbuhan FCFE maksimum untuk membuang outliers.
LikeLike
Kalau ada permasalahan seperti ini :
Berapa nilai intrinsik saham perusahaan yg diharapkan membagi deviden 6% lebih besar dari deviden saat ini yang besarnya Rp100,-. Pertumbuhan yang dapat dipertahankan perusahaan adalah 6% dan tingkat pengembalian yang diharapkan adalah 20%…
Mohon bantuannya.. Thanks
LikeLike
@syanti
Kalo itu pasti model yg dipakai adalah Gordon-growth.
Jika:
D = dividen
g = 6%
r = 20%
Maka:
Nilai intrinsik = D(1+g)/(r-g)
= 100(1+6%)/(20%-6%)
= Rp 757.14,-
Semoga bisa membantu 🙂
LikeLike
@arif
Silakan, saya akan sangat tertarik 🙂
LikeLike
@edjaya
Saya memiliki 2 macam kategori untuk investasi di saham, yaitu investasi dan trading.
Kalau untuk investasi saya berpatokan pada value perusahaan.
Untuk trading saya biasa menggunakan moving average dan darvas method.
Duit untuk kedua metode itu saya pisahkan karena sangat bertentangan.
LikeLike
Saya baru dalam investasi saham …
Terima kasih udah disharing cara value investing …
Yang ingin saya tanyakan tentang trading… tentang darvas method … bagaimana cara implementasi dari darvas method ?? bagaimana exit dan entry nya … thx ..
LikeLike
Darvas adalah seorang spekulan, a smart speculator. Dia berhasil meminimalisasi dampak dari spekulasinya. Untuk menjawabnya mungkin harus dibuat artikel tersendiri.
LikeLike
Saya tertarik dikarenakan saya tergolong baru dalam hal ini dan ingin coba tuk belajar. terimakasih
LikeLike
dear parahita,
bole minta excelnya?krn saya liat,lon diupload2.
dapat tambahan 5.25% untuk risk premium indonesia darimana yah?rata2 risk premium AS 4.91% itu per nov2008?dapat darimana?karena saya klik bag “liat disini”,ga nemu itu angka.
thx
LikeLike
@goldie
Excelnya maaf blm diupload.
Mengenai risk premium indonesia kayanya saya memang salah kasih link dan sudah diperbaiki. Data terakhir adalah tahun 2008 dan naik menjadi 7,88%.
LikeLike
assalamualaikum…
mohon bimbingan nya pak, sya ingin mnggeluti bdang bisnis spaya mnjadi orang profesional, bgaimana cranya pak,,,,?
trims.
LikeLike
itu Step ke lima gimana tu dapatnya ? mohon dijelasin yang kolom pembagiannya. Bukan hasilnya.
LikeLike
@Candra
Mohon maaf itu seharusnya pembaginya adalah 1.816, bukan 1.861. Angka tersebut merefleksikan risk premium dari saham tsb. 1.816 sendiri mrepresentasikan risk premium sebesar 18.16% yg terdiri atas base risk premium (4.91%) ditambah dengan country risk Indonesia (5.25%) ditambah lagi dengan return deposito (10%).
LikeLike
nice blog.
saya senang sama penjabarannya. Cukup sederhana. Kadang banyak penjabaran yang bahasanya terlalu ribet, padahal intinya sederhana (tanpa bermaksud terlalu mengecilkan masalah).
Numpang belajar lewat blog ini ya pak…
Ctrl + D dulu.
LikeLike
Pak Parahita, saya sudah mencoba untuk melakukan valuasi saham tertentu, tapi saya masih ada yang bingung karena itu saya sudah mengirimkan email untuk setidaknya memperoleh penjelasan tentang beberapa hal. Mohon dicek emailnya dan terima kasih.
LikeLike
mau nanya dong pak, kalo mo nyari data tentang risk premium dimana ya?
thanks
LikeLike
oiya kalo ada data risk premium tahun 2009 boleh saya minta?
akan sangat membantu paper saya
LikeLike
Pak, kenapa ya harus dikalikan dengan PER ?
LikeLike
Pak, saya masih sedikit bingung apa si maksud nya dari pengertian valuasi itu sendiri. Dalam pikiran saya ketika saya mendengar kata valuasi adalah menentukan nilai sesungguh nya dari suatu aset.
LikeLike
@disfian
Coba cek di webnya damodaran ya.
@Rena
Masing-masing industri memiliki nilai PER wajar sendiri yang biasanya sebanding dengan growthnya. Pada valuasi ini, saya melakukan proyeksi earnings ke depan sehingga untuk mencari harga wajarnya di masa datang harus dikalikan dengan PER nya.
Yang memang benar, valuasi adalah penentuan harga wajar suatu aset.
LikeLike
Pak, itu PER 12 sama 17 itu berlaku untuk semua industri ya ? perkiraan EPS akhir tahun terus di kali dengan PER. Kalau PER nya salah otomatis EPS akan jauh juga.
LikeLike
Pak, bagaimana kalau PER lebih rendah dari 12 ? apakah harus digunakan juga estimasi PER 12 ?
LikeLike
Pak, kenapa harus dikalikan PER 17 dan 12 Pak ? bisa dikasih tahu Pak sumber dari buku mana ? terus apabila PER di bawah 12 x apakah bisa pake PE 12 ? thx
LikeLike
Pak, untuk perusahaan sektor utilities PER wajar nya berapa ya Pak untuk pengalian pada EPS nya ? mohon informasinya Pak terima kasih.
LikeLike
@Rena & Andi
Setiap perusahaan ataupun industri memiliki karakteristik PER yang berbeda2. Faktor penyebabnya adalah growth dan cash flow nya. Semakin kuat dan stabil cash flownya, maka semakin tinggi nilai PER yang bisa ditolerir. Demikian pula dengan growth. Semakin tinggi long-term growth yang bisa dipertahankan secara konsisten, semakin besar PER yang bisa ditolerir. Angka 12 ataupun 17 sebenarnya berguna untuk memproteksi kita dari kemungkinan menilai suatu saham terlalu tinggi.
LikeLike
@Bakrie Racun
Sektor utilities umumnya memiliki cash flow yang kuat sehingga biasanya PER nya cenderung tinggi. Mungkin sebagai panduan, PER yang tinggi harus diimbangi dengan growth yang tinggi pula untuk kompensasinya. Biasanya yang digunakan adalah PEG (PER to growth ratio). Sebaiknya PEG tidak lebih dari satu. Pembahasan mengenai PEG ini ada di artikel sebelumnya.
LikeLike
Pingback: Bagaimana Warren Buffett Melakukan Pemilihan Saham? | Pojok Ide Investasi
Pak,
saya nyoba ngitung kasus di atas dan hasil perhitungan kita kok beda ya 😀 (binun). NB : Punya saya belum dibulatkan.
1. Proyeksi EPS 15%
411
472
543
624
718
2. Harga Saham (dgn P/E 17)
6987
8024
9231
10608
12206
3. Harga Saham Total dengan Dividen payout ratio sebesar 60.22% (nilai saham pada tahun tersebut + sum(dividen tahun 1 sampai tahun tersebut) –> CMIIW 😀
7234.5042
8555.7426
10089.7372
11842.51
13872.8896
4. Harga Saham Wajar (tingkat pengembalian 18.16 %) –> Harga Saham Total/1.1816
6122.633886
7240.811273
8539.046378
10022.43568
11740.76642
Yang saya tanyakan…
a. betul tidak perhitungan saya?
b. bagaimana menghitung harga tertinggi saham? karena ngga dijelaskan di atas. di tabel di atas disebutkan untuk return 15%, 14%, dan 13%.
maaf maruk nih 😀
thanks before, pak
LikeLike
@yawnyawn
Untuk yang langkah no 4 mungkin bisa dicek lagi berapakah 11740 / (1 + 18.16%). Sepertinya bukan 10022.
LikeLike
iya pak..saya lupa menggunakan prinsip present valuenya 😀
thanks
LikeLike
Pingback: Quiz: Undangan untuk Menuangkan Ide Valuasi (UNVR) | Pojok Ide Investasi
mohon penjelasan kl saham yang kita analisa adalah saham IPO yang belum pernah membagikan deviden bagaimana cara menghitungnya Pak. Terimakasih
LikeLike
@Pepe
Oleh karena itulah saya jarang sekali beli saham IPO 🙂
LikeLike
Selamat sore Pak, saya ingin tanya. Laporan keuangan yang net income nya menurun dibanding periode tahun yang lalu apakah mencerminkan perusahaan itu rugi Pak ? Misal kan PT. A Q1 2009 500 Net Income nya. Q1 2010 dirilis 1000. Berarti lebih besar 500. Apakah ini Bagus Pak ? thx..
LikeLike
Terus Pak saya masih bingung membaca laporan keuangan. Laporan INCO Q2 2010 1987.4 B sedangkan Q2 2009 404 B. Kalau saya lihat disini ada peningkatan drastis pada Q2 2010 ini dibanding Q2 2009. Tapi pada Q3 2010 Net Income Income menjadi 978.9 B sedangkan periode lalu 1290.2 B. Menurun 24 %. Dari EPS Q2 sebesar 200 menjadi sebesar 98.16 pada Q3 2010. Ini penafsirannya bagaimana ya Pak ? apakah EPS Q1 + Q2 + Q3 + Q4 = EPS akhir tahun ? Apakah hanya melihat laporan keuangan Q4 2010 saja Pak EPS nya ? terima kasih ya Pak atas jawabannya.
LikeLike
Menghitung EPS akhir tahun bagaimana ya caranya Pak ?
Apakah EPS akhir tahun itu merupakan penjumlahan dari semua kuartalan Pak ? Misalkan EPS Q1 2010 + EPS Q2 2010 + EPS Q3 2010 + EPS Q4 2010 = EPS 2010
Apakah benar Pak perhitungannya seperti itu ?
LikeLike
@Rena
Kalau net income nya naik berarti bagus lah. Kalau turun bukan berarti rugi. Rugi itu kalau net income minus 🙂
Sebaiknya membandingkan dara kuartalan itu dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya bukan dengan kuartal sebelumnya.
Ya kalau punya data sampai Q3 kalau disetahunkan = 4/3 x Q3
LikeLike
3M 2009 INCO menghasilkan EPS 20.19
6M 2009 INCO menghasilkan EPS 40.66
9M 2009 INCO menghasilkan EPS 129.84
12M 2009 INCO menghasilkan EPS 178.37
Dividend tahun 2009 sebesar 105.
Jadi EPS untuk tahun 2009 sebesar 20.19+40.66+129.84+178.37 = 369.06 ?
Atau sebesar 178.37 Pak ? Thx ya Pak.
LikeLike
Kata Bapak sebaiknya membandingkan data kuartal yang sama dengan tahun sebelumnya. Berarti sekarang Q3 2010 dibandingkan dengan Q3 2009 ya Pak ?
Terus misalkan Q3 2009 sebesar 1000 B NI terus Q3 2010 menjadi 500 B. Tentu masih bagus Q3 2009 yaitu sebesar 1000 B. Informasi apakah yang bisa kita simpulkan Pak ?
LikeLike
Pak, laporan keuangan Q3 itu mencerminkan EPS selama kinerja dari bulan Januari sampai September kah ?
Atau dari Q2 bulan Juni ke Q3 bulan September ? thx. Saya bingung nya disini Pak.
LikeLike
4/3 x Q3
Maksudnya gimana ya Pak ? Saya tidak begitu mengerti. Mohon diberi pencerahan dan contoh langsung Pak.
LikeLike
Membandingkan itu memang sebaiknya dgn Q yg sama. Sepertinya saya sudah pernah membahas masalah ini di:
Mengenai INCO, EPS akhir tahun 178,37. Itu kan sudah disebutkan 3M, 6M, 9M, 12M. Itu biasanya menunjukkan akumulasi jumlah bulan. Tapi memang harus hati2. Kalau data yang ada di FT itu hanya data selama 3 bulan saja.
Itu cuma main perbandingan saja. kalau selama 9 bln (Q3) dapatnya X. Maka selama 12 bulan perkiraannya jadi 12/9 * X = 4/3 * X.
LikeLike
Pingback: Berburu Perusahaan Yang Solid (Bagian 2) | Pojok Ide Investasi
saya dah dapat bukunya, makasih pak
LikeLike
Buku apa Pak doya ? judulnya apa ?
LikeLike
Pak, di reuters.com ada valuation ratio
ada yang company, industry, sectoral. Misalkan P/E company 10 berarti kita valuasi menggunakan 10 untuk company ?
LikeLike
Lebih bagus kalau menghitung sendiri dari LK nya
LikeLike
Bagaimana caranya untuk menghitung P/E Ratio yang pas untuk suatu perusahaan Pak ?
LikeLike
P/E kan price dibagi eps. simpel.
LikeLike
kalau itu saya juga tahu Pak, yang saya tanyakan kemarin di reuters.com ada valuation ratio. Misal saham A tertera valuation ratio sebesar 14. Industry 20 Sector 18. Jadi kalau saya mau valuasi dengan menggunakan company yaitu 14 ?
LikeLike
Kalau Price bagi EPS saya rasa itu P/E pasar. Bukan P/E wajar untuk perushaaan itu.
LikeLike
Sepertinya mengenai P/E wajar ini sudah ada di perhitungan di artikel
LikeLike
Pak, saya mau tanya pendapat soal hasil valuasi saya. Minggu lalu saya mencoba membuat hitung-hitungan valuasi untuk saham ADRO tapi hasil yang saya dapatkan agak membingungkan. Saya melakukan valuasi dengan metode FCFF dan FCFE, hasil valuasi menunjukkan price per share FCFF 2400an sedangkan FCFE kecil sekali di 400an.
kalau saya lihat hitungan FCFE angkanya memang habis dipotong interest dan pembayaran principal hutang (asumsi setelah 2009 tidak ambil hutang lagi tapi bayar yg jatuh tempo saja karena menurut saya sudah kebanyakan hutang) plus dipotong capex 2010 yang besar gara2 beli 25% saham Maruwai lalu setelah itu present value makin dihabisi oleh discount factor yang cukup besar (cost of equity 17% dibandingkan dengan cost of debt yang di kisaran 7.8-8% atau WACC yang di kisaran 11-12%). Proporsi hutang ADRO sendiri saya lihat memang cukup besar rata2 sekitar 54% (turun ke sekitar 43% di 2012 setelah asumsi bayar hutang, terminal di 2013 dst asumsi proporsi tetap). Jadi seperti sudah jatuh (potong bayar hutang) tertimpa tangga pula (discount rate besar).
Apakah saya ada salah hitung? atau memang ini bisa saja terjadi / wajar?
LikeLike
Wah Bro Tony, Bagaimana jika Anda paparkan analisa Anda disini ? Biar kita lihat sama-sama.
LikeLike
@Tony
Yg dipakai FCFE 2-stages ya?Asumsi high growth berapa tahun?
Asumsi growthnya berapa?
Kalau FCFE dengan FCFF beda jauh memang biasanya kemungkinan utangnya gede.
Setuju dengan pak Candra, kalau boleh hasil valuasinya diposting di sini jadi bisa dianalisa bareng. Kebetulan sampai dengan saat ini saya belum pernah menulis artikel tentang DCF dan turunannya (FCFE, FCFF, DDM).
LikeLike
iya FCFE 2 stages, asumsi high growth sampai 2012 karena proyeksi yg saya anggap masih bisa diperkirakan dengan lumayan akurat menggunakan data historis adalah 3 tahun (proyeksi 2010-2012). Setelah itu asumsi growth 5% untuk terminalnya.
Untuk high growth saya hitung dari proyeksi laporan keuangan (revenue diestimasi dari kenaikan sales unit batubara 10% per tahun, kecuali 2010 yg naik 5% saja dari 2009, dikali estimasi kurs dan estimasi harga jual). Hutang tidak nambah hanya lunasi principal yg jatuh tempo saja. Investasi di maruwai 3.18T dicatat dgn metode ekuitas sesuai accounting policy perusahaan, namun tidak ada perubahan di nilai sampai 2012 krn blm ada data lebih lanjut.
beta saya regresi sendiri dari data harian saham ADRO dengan data IHSG dari 16 Juli 2008 hingga 22 Okt 2010, hasilnya 1.189 (di bloomberg 0.894 tapi kalo lihat coverage2 analis Indonesia kisaran 1.05-1.2). Market premium dari damodaran 9%. Risk free dari SBI 1 bulan yg terakhir dipublish BI (6.32%)
LikeLike
oh iya, kalo untuk menghitung proporsi debt dengan equity apa lebih baik menggunakan total liabilities atau hanya interest bearing debt saja?
LikeLike
sebelumnya saya ucapkan terima kasih yg sebesar2nya telah membuat blog, yang bermanfaat utk kita semua.
pertnyaan.
1. utk tabel EPS, pada tabel di dapatkan angka
Akhir 2009 375 x 1.15 —> 411 (proyeksi akhir tahun)
*pertanyaan saya, darimanakah angka 375 dan 1.15 tersebut apakah merupakan suatu ketetapan…?
2. dengan memakai proyeksi yang sama ut 5 tahun kedepan (langkah 3) berarti asumsi kita, menyamaratakan jumlah deviden selama 5 tahun kedepan dengan deviden yang di berikan sekarang, tanpa melihat faktor fluktuasi yang ada. apakah demikian pemahamanya..???
sekian dulu pak pertanyaan dari seorang Newbie dari saya…
best regards
LikeLike
@Tony Baca dulu Bos dari awal sampai abis. Itu ada keterangan 1.15 itu dari mana ambilnya.
LikeLike
wah boss, udah 16350 sekarang, baru akhir 2010…..
apa yang salah ya? btw, sempat kebeli gak di 6000?
LikeLike
@unvr mania
Saya sempat beli dan sekarang sudah dijual karena ada yang lebih menarik 🙂
LikeLike
Code nya dunk Pak biar saya coba lihat 🙂
LikeLike
iyaa Pak…dishare nihh Pak…hehehe
LikeLike
Pak Parahita, File Excel nya yang utuk country risk kok error ya waktu dibuka, ada beberapa bagian yang error di dalamnya. Terima kasih untuk berbagi.
LikeLike
@Tony
Saya lebih suka pakai interest-bearing debt.
@Senda
Satu kunci agar metode ini bisa lebih akurat adalah stabilitas dari growthnya. Jika tidak, forget about this valuation.
@Candra & Badi
Coba cek-cek artikel belakang, ada semua kok
@Aneka
Saya belum cek. Saya liat2 dulu ya.
LikeLike
mas saya mau tanya, buat menganalisis kelayakan harga saham bisa pake DDM, yg saya mau tanyakan cara perhitungan yg multistage growth, kalo misalnya tingkat pertumbuhan tidak diketahui apakah bisa dengan menggunakan asumsi?
LikeLike
Ya bisa. Tapi memang harus kuat argumennya mengapa memilih growth rate segitu.
LikeLike
Mau nanya yang EPS growth 16,94% itu angkanya darimana ya??
Setau saya EPS kan itu Net Income/Jumlah saham… kok bisa malah berupa persentase ya?? Maaf pertanyaan nubie…
LikeLike
@Andi
EPS growth lho, bukan EPS.
LikeLike
Pak parahita apa beda EPS dan EPS growth ?? bisakah kita pake asumsi EPS Q1x4 utk menghitung EPS 2011?
LikeLike
melakukan Asumsi EPS satu tahu dengan cara mensatutahunkan EPS Q1X4 (cara Anualized) sering tidak tepat terutama untuk emiten yang pendapatanya siklikal atau emiten-emiten komoditas, lebih bagus memakai cara TTM (Trailing Twelve Months),
LikeLike
@Secondliner… Thx pencerahannya.. mohon petunjuk karena saya orang baru.. apa itu TTM?
LikeLike
Trailing Twelve Months adalah cara menghitung PE didasarkan kuartal berjalan contoh emiten ASGR : EPS Q1 2010 ASGR= 13,03,Q2= 19,58,Q3= 21,9, Q4=33,2. bila dijumlah maka EPS FY 2010 adalah 87.7. Lalu ASGR mempublikasi Lapkeu Q1 2011 EPS nya sebesar 15,97 atau mengalami kenaikan sebesar 22.6% ( EPS Q1 2011/EPS Q1 2010) atau 15,97/13,03. Bila anda mencoba meprediksi EPS ASGR dengan cara anualized FY 2011 maka anda akan mengkali 4 EPS Q1 2011 yaitu, 15,97 *4 =63.9. anda akan bingung EPS FY 2010 = 87.7. jadi anda akan mepredeksi EPS ASGR 2011 akan mengalami penurunan dibandingkan EPS ASGR 2010. padahal EPS Q1 2o11 naik 22.6% dibandingkan EPS Q1 2010. dengan Menggunakan metode TTM maka anda akan menghitung dengan cara= EPS Q1 2011+EPS Q2 2010+EPS Q3 2010+EPS Q4 2010 atau 15.9 + 19.58+21,9+33,2 = 90.65. semua data ini diambil dari http://www.ft.com/home/asia
LikeLike
Thank you atas infonya.. kebetulan lagi analisa saham saham small but beautiful.
LikeLike
Pingback: Indonesia Menuju Investment Grade | Pojok Ide Investasi
Pak kenapa deviden payout ratio nya, gak di pake rata2x lima tahun ke blakang..supaya lebih adil dan gak menunjukkan gejala seasonal aja?
LikeLike
Pingback: Behind The Scene: Penjelasan Metode Valuasi Yang Saya Gunakan | Pojok Ide Investasi
permisi mas/pak Dunkz/Parahita,
ada beberapa hal yang saya masih bingung….
1. gimana cara membaca laporan keuangan? apakah link yang sudah mati diatas sama dengan artikel-artikel anda di membaca lap keu 1-2-3 ?
2. saya udah buka damodaran, terlihat di field Country risk premium USA adalah 0% dan Indonesia adalah 3.6% untuk Juli 2011, pada link yang anda berikan pun, tidak terdapat 4.91% dan 5.25%. Yang ada untuk tahun 2008 justru 0% dan country risk premium indonesia 7.88%. Field sebelah manakah itu?
3. Kalau kita menganut value investing, dengan perhitungan diatas, kita tahu kapan kita harus membeli… pertanyaan saya, kapan kita harus menjualnya?
apakah selamanya kita simpan?
ataukah pada saat harga mencapai target tahun ke-5 terlepas dari berapapun harganya? ataukah justru di tahun ke-5 kita lepas tanpa peduli harganya?
ataukah kita membuat perhitungan baru baru kita aplikasikan kapan akan kita jual?
LikeLike
@Adi
1. Untuk cara membaca laporan keuangan ada di artikel saya sebelumnya:
Income Statement: https://parahita.wordpress.com/2010/09/25/menafsirkan-laporan-keuangan-bag-1-income-statement/
Balance sheet: https://parahita.wordpress.com/2010/09/27/menafsirkan-laporan-keuangan-bag-2-balance-sheet/
Cash Flow Statement: https://parahita.wordpress.com/2010/09/29/menafsirkan-laporan-keuangan-bag-3-cash-flow-statement/
2. Sepertinya filenya sudah dimodif oleh yang punya. Dulu waktu saya buka 5,25% bukan 7,88%.
3. Mungkin artikel saya sebelumnya bisa membantu
LikeLike
Terima kasih atas balasannya.
a. untuk no. 2, apakah 7,88% itu kita tambahkan risk premium USA atau hanya risk country INA saja?
b. kemudian untuk no. 3, itu dalam kasus kita menunggu naik maka artikel mas Parahita bisa membantu, kalau dalam kondisi semua berjalan seperti yang kita perhitungkan, atau malah lebih baik dari yang kita perhitungkan (mis target 11742 tahun 2013, tapi ternyata tahun 2011 saja udah melewati angka tersebut *misal loh ya*), apakah kita jual, atau kita biarkan saja selama perusahaan tersebut masih memiliki kinerja yang baik (dengan parameter lap keu) ?
c. kemudian link janganserakah.com sudah tidak menunjukkan ke arah yang benar (udah expired sepertinya), tapi saya sempat menemukan janganserakah.wordpress.com yang mungkin dibuat sebelum janganserakah.com. Mungkin mas Parahita bisa memperbaiki link blogroll dan link lainnya untuk mengarah ke situ.. walaupun saya ga tau apakah ada update yang salah satunya ga ada… 🙂
LikeLike
Untuk menentukan harga yang pantas, maka kita harus membagi harga pada akhir tahun ke-5 tersebut (13,875) dengan 1.1861 tiap tahunnya selama 5 tahun.
angka 1.1861, angka itu dari mana keluarnya?
mksh pak sebelumnya..
LikeLike
Pingback: Melakukan “Tuning” terhadap Valuasi | Pojok Ide Investasi
halo pak parahita
saya bingung untuk mendapat risk premiumnya yang terupdate..saya sudah buka moodys.com tapi tidak ketemu..apa ada langkah2 dalam pencariannya??
Thx
LikeLike
bisa dilihat di http://people.stern.nyu.edu/adamodar/ sesuai dengan basis link yang pak parahita berikan…
langkah pencariannya kalau saya ya di google aja ketik keyword “country risk premium” 😀
LikeLike
pak, berapa beta saham unilever sesuai dengan hitungan bapak?saya menghitung dengan excel, dengan histori ihsg dan unilever selama 5 tahun terakhir, ko slopenya 0.14?(beta 0,14)? wajarkah itu?trims..
LikeLike
Menarik membaca ulasan ini. Sekarang tahun 2012 posisi saham Unilever sudah tembus Rp19.950. Kira-kira apa faktor penentu harganya bisa setinggi ini. Trims
LikeLike
@memet
mungkin saja beta segitu. Itu artinya secara historis UNVR sangat kecil korelasinya dengan pasar
@tukdalang
UNVR adalah perusahaan yang sangat stabil growthnya. Dengan demikian kinerjanya lebih mudah diprediksi dibandingkan dengan perusahaan yang labanya naik turun. Kepastian harganya mahal sehingga seringkali memberikan harga premium untuk saham2 seperti itu.
LikeLike
saya mau menanyakan point 5 yang terkahir bukankah return 15% tapi kenapa pembaginya dgn 18% (1.1861) ? kedua bagaimana hitungannya jika perusahaan teserbut tidak ada dividen karena perusahaan adalah perusahaan growth stock? yang terakhir, bagaimana jika perusahaan tsb baru sj melakukan stock split sedangkan data yang tersedia blum di update dgn harga saham sesudah stock split? demikian pertanyaan mohon pencerahan atas hal ini. tks
LikeLike
@fajar
15% adalah tingkat pertumbuhan labanya sedangkan 18.16% adalah return yang diharapkan.
Kalau tidak ada dividen ya simpel aja, isikan dividennya nol 🙂
LikeLike
Pingback: ASII: The Automotive Giant Revisited | Pojok Ide Investasi
@parahita, Pak sAya coba membuka link cara membaca laporan keuangan yang dipaparkan Edison, tapi blognya gak bisa dibuka….Mahon bantuannya….trims
LikeLike
Pak saya mau tanya dimana dapet data laporan keuangannya yg komplit and bisa dibaca dengan enak kolom2nya
Mohon bantuannya
BTW thank’s bwat bukunya ya
LikeLike
Pingback: Memahami Valuasi Saham dengan Visualisasi | Pojok Ide Investasi
Maaf Pak parahita, saya baru belajar, mau tanya
angka EPS, Dividen, dll pada tabel UNVR yang pertama sendiri itu dapat di laporan keuangan tahunan atau yang kuartalan? trus yang dipakai tahun berapa pak?
soalnya saya lihat di laporan keuangan UNVR 2005-2009 saya gak dapat angka- angka itu..
Terima kasih
LikeLike
Pingback: Menentukan Harga Wajar Saham dengan P/E Absolut | Pojok Ide Investasi
dengan cara hitung seperti ini, berarti perusahaan yang ga pernah atau jarang membagikan deviden ga mungkin bisa undervalue? saya sudah coba otak atik rumusnya.
lebih banyak perusahaan yang bagi deviden atau yang ngga ya?
thanks
LikeLike
@William Sutanto
Kenapa gak bisa?
LikeLike
sorry saya salah perhitungan, ga ada deviden bisa undervalue asalkan PER harus dibawah 17. soalnya EPS Growth yang digunakan terlalu pesimis (15%) padahal Return Layaknya 15% lebih.
jadi tanpa dihitung lihat sekilas PER dan EPS Growth sudah bisa. Menghitung cuma buat memastikan saja.
Sementara sudah analisa 17 emiten (sektor retail) pakai cara anda.
LikeLike
Sebelum melakukan valuasi sudah analisa bisnisnya? Sangat berbahaya melakukan valuasi tanpa memahami bisnisnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
LikeLike
ga ada yang berbahaya karena saya belum berencana invest uang riil di saham untuk beberapa bulan kemudian, hehehe
saya coba2 saja quick scanning pakai rumus anda, mungkin nanti untuk semua emiten. sekarang sektor retail dulu karena saya lagi ngembangin usaha retail. kebetulan juga lagi belajar tentang retail. saya buat excel sederhana sebaris 1 emiten, keluar valuasinya di belakang. nanti mungkin saya bikin otomatis ambil data di ft.com (kebetulan saya programmer). dengan data valuasi tersebut nanti dilihat mana yang hijau. yang hijau dianalisa satu2, jadi bisa banyak belajar praktek analisa, hehehe.
sekarang ini sebagai basic saya gunakan cara persis seperti di buku anda pakai common size. sementara baru analisa 1, CASP, rapotnya merah net margin sangat kecil dan kebanyakan utang.
am I on the right track? mohon pencerahannya…
LikeLike
*ralat, maksudnya CSAP
LikeLike
Ya silakan dicoba aja. Saya aja paling sebulan cuma 1-2x melakukan valuasi. Itu pun setelah mempelajari bisnisnya. It’s your own money anyway. Saya cuma bisa mengingatkan. Gak gampang survive di bursa saham.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
LikeLike
Maaf bro saya cuma pengen belajar dari ahlinya. Maaf kalau salah kata
LikeLike
Saya bukan ahlinya kok, masih harus banyak belajar. Mungkin bisa dicoba utk memahami bisnisnya terlebih dahulu karena akurasi valuasi tdk hanya bergantung pd data masa lalu namun juga potensi pertumbuhan di masa depan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
LikeLike
thank bos nasehatnya. saya di blog ini pengen belajar, karena anda penulis bukunya. saya belajar dari buku anda, saya gunakan cara2 yang ada di buku anda. tapi ditanya soal penerapan materi2 dari anda, malah dijawab “It’s your own money anyway.”. lantas ngapain ngajarin orang dengan nulis blog & nerbitin buku? “it’s not your money anyway?”
saya tau “Gak gampang survive di bursa saham.”, makanya saya belajar, dan bertanya. begitu juga ga gampang survive di bisnis lain. saya sudah pernah membangkrutkan sebuah perusahaan, tapi saya masih survive. saya pernah bikin puluhan website, namun ya ada1-2 yg survive jadi pasive earning sampai sekarang. I try to enjoy the learning process.
thank you bos atas ilmu yang berguna. kalau memang anda tidak suka ditanya2, maaf. I’m quit commenting on this blog.
LikeLike
Karena saya sudah ngingetin tapi Anda malah meremehkan
Powered by Telkomsel BlackBerry®
LikeLike
Saya gak masalah kalo dibilang rude ttg ini krn market bs jauh lebih kejam. Saya agak khawatir jika proses belajar analisa fundamental dimulai dari valuasi karena valuasi adalah proses terakhir dari analisa. Sudah banyak sekali orang yg learning the hard way.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
LikeLike
Not only this the spices are also categorized into Powder and Oil.
This remedy is helpful for reducing the dark circles and fine
lines around eyes. it’s a anti septic cream, anti-inflammatory and antioxidant.
LikeLike
Their item line termed as Vi – Salus Trim Slim Shape Program basically aims to respond to these increasing weight problems by giving a easy yet total solutions to support weight loss
and fitness objectives. is an excellent source of Omega-3, Omega-6 and Omega-9.
It being with milk and without sugar that Juan drank coffee.
LikeLike
11816 dapat dari mana ya pak (htiungannya), maaf pertanyaannya sederhana, maklum bener2 newbie
LikeLike
oia pak, kalo boleh bagi pin bb nya dong pak. pm ke email saya aja ya pak kalau berkenan. . .thx a lot sir
LikeLike
maaf pak mau tanya
yang tabel UNVR yang ada harga, shm,p/e,divident,dividen payout rasio, eps growth, roe
dll
dapet darimana ya?
LikeLike
Selamat sore pak parahita, saya victor mau bertanya beberapa point penting :
EPS growth dan P/E ratio dalam laporan keuangan itu yang mana ya ?(mohon maaf saya masih belajar harap dumaklumi) contoh perusahaan yang saya gunakan adalah BANK MANDIRI
2. Pada langkah pertama “Bagaimana Cara Menentukan Harga Wajar Saham” dalam tabel proteksi EPS proyeksi 15 % angka “1.15” darimana ya pak ?
3.Pada “langkah Kelima” bapak mengatakan imbal hasil dari deposito sekitar 6.75% , tapi yang saya lihat pada data suku bunga deposito BANK MANDIRI untuk tahun 2013 itu sekitar 4.25%-5.25%. yang mana yang harus saya gunakan?
4. Pada “Langkah Kelima” bapak mengatakan risk premium untuk indonesia 7.88%, tapi pada data yang saya peroleh pada tahun 2013 dibawah ini menunjukan sbb,yang mana yang harus saya gunakan; 7.88% / 9% / 3% ?
Country GDP Long-Term Rating Adj. Default Spread Total Risk Premium Country Risk Premium Region
Indonesia 846.8 Baa3 2.00% 9.00% 3.00% Asia
5. pada “Langkah Kelima” dalam tabel perhitungan harga wajar saham pada return 14.63 % pertahun harga angka 1.1463 dan Annual return yang diinginkan angka 7% darimana pak ?(mohon bantuannya)
Terimah Kasih atas perhatiannya saya berharap bapak bisa membantu saya, harap dimaklumi saya masih dalam tahap belajar.
LikeLike
And, it is the perfect product to carry in my purse for use
during the day. Macadamia is a world renowned specialist in providing with a comprehensive array of completely natural hair care products for all hair types.
It can smooth away fine lines, wrinkles and crow’s feet, fade age spots and any other imperfections.
LikeLike
Hi everyone, it’s my first pay a quick visit at this website, and paragraph is in fact fruitful in favor of me, keep up posting such articles.
LikeLike
Pak, saya mau tanya. Alasan yang logis kenapa prediksinya menggunakan 5 tahun ke depan? kenapa gak di bawah atau di atas 5 tahun? makasih
LikeLike
@Satrio
Karena selama 5 tahun cukup panjang untuk mengetahui kinerjanya di berbagai kondisi. Kalau mau lebih panjang juga tidak masalah.
LikeLike
Remarkable issues here. I am very satisfied to see your post.
Thank you a lot and I’m looking forward to touch you. Will you kindly drop me a mail?
LikeLike
These are genuinely fantastic ideas in regarding blogging.
You have touched some fastidious things here. Any way keep up wrinting.
LikeLike
pak,saya mau tanya
dalam kolom harga wajar saham pada baris ke dua dan seterusnya itu angkanya beda dengan yang sya hitung
kalau 12064/1.1816 = 10209
isi punya bapak itu 9937 itu dari mana ya pak
mohon penjelasannya
terimakasih
LikeLike
Wow.. Nice article! Detil dan sistematis. Keep posting ya pak Parahita.
Salam kenal,
Doddy
http://www.dnacapitalgroup.blogspot.com
LikeLike
dear pak parahita..thanks sudah share..lumayan buat investor awam seperti saya..apa bisa minta file excelnya? bisa di upload atau dikirim ke email saya..thanks atas sharing dan perhatiaannya..semoga berkah..
LikeLike
pak pada langkah ke 5 angka 12.064, 10.491 dst dari mana asalnya?
LikeLike
@adji
Mohon maaf salah ketik. Yang benar ada di kolom sebelah kanan. Pembaginya juga bukan 1.1861 melainkan 1.1816
LikeLike
Pingback: Valuation Reverse Engineering | Pojok Ide Investasi
Decorating French windows with curtains still demands those drapes
to be functional.
LikeLike
Usually I don’t read post on blogs, but I wish to say that
this write-up very forced me to try and do it!
Your writing taste has been surprised me. Thank you, quite great article.
LikeLike
bagi Warrent Buffet … PER , PBV dan nilai intrinsik saham menjadi point paling penting dalam melakukan analisa saham..thanks mas infonya
LikeLike
Hi Dear, are youu actually visiting this website on a regular basis, if so
hen you will without doubt take pleasant experience.
LikeLike
Informasi yang sangat membantu investor dalam memutuskan apakah suatu saham layak untuk dibeli atau tidak. pojokinvestasi.com
LikeLike
Pak kalau suatu perusahaan yang masih belum pernah membagikan dividen caranya gmn pak ?
LikeLike
@arif Tidak masalah Pak. Masih bisa dihitung kok
LikeLike
Pingback: Menentukan Harga Wajar Saham dengan P/E Absolut | titotara
pak saya sudah beli buku street investing warna kuning, cuma yg saya bingung nama metode perhitungan harga wajar ini apa yah? terima kasih
LikeLike
@Darwin
Apa ya namanya hehehe
LikeLike
Pak bisakah diulas cara perhitungan nilai perusahaan dengan rasio tobins Q? Saya masih bingung untuk perhitungannya. Terima kasih sebelumnya
LikeLike
@Annisa
Saya akan coba buat dalam satu artikel tersendiri
LikeLike
Pingback: Rasio-Rasio Tidak Umum Yang Saya Gunakan | Pojok Ide Investasi
Woww.. Kereenn Pak Parahita.
Thanks Banget..
Salam
LikeLike
Minta tolong pk.parahita, angka (total hrg saham thn 2012 sebesar 12.064, thn 2011 sebesar 10.491 sampai seterusnya, dapetnya dari mana pk.tks sblmnya
LikeLike
Pak…bila kita sudah mendapat harga wajar perusahaan tahun 2009 adalah 6023 seperti yang dihitung tersebut…Namun,apakah pada tahun 2010 harga wajar nya tetap sama atau sudah berubah…Terima kasih banyak pak….
LikeLike
om , kalo eps-nya negatif , apakah dipositifkan dulu ato bgm?
LikeLike
Cara Download Data Saham IDX di
Youtube Channel : Investama Saham
Atau di
http://rekomendasi-saham.blogspot.com
LikeLike
Gan mo tanya soal yang saat mencari tahu perhitungan harga sahama yang wajar 5tahun kedepan kok saya tidak dapat menemukan pola hitungannya yah?
Untuk yang 13rb dibagi 1.18 sekian tidak sama hasil nilainya
Kemudian untuk 13rb tahun ke 5
Tahun keempat pun dapat angka darimana yah? Jika saya kurangkan proyeksi 15% pun berbeda angkanya butuh pencerahan
Terima kasih
LikeLike
Mas mau nanya kenapa mesti dibagi 1.1861 ya?
LikeLike
@Macklin
itu discount rate nya untuk menghitung present value
LikeLike
Halo mas..
Masih newbie..mau nanya tabel pertama dapat eps 357 darimana ya? Trus dividen 215 dapat penjumlahan angka pembayaran tahunan dari tahun apa ya?
Jelasnya mau tau perincian perhitungan tabel pertama yang ada angka angka tersebut ..
Thank you
LikeLike
Please ada yang bisa bantu?
Terima kasih para master yang bisa bantu jawab🙏
LikeLike
Selamat siang pak
Semoga ilmu yg pak parahita menjadi kebaikan untuk kita semua.
Yg ingin saya tanyakan sumber data yg pak parahita didapat darimana? Itu aja pak
Terima kasih sebelumnya salam cuan.
LikeLike
Pingback: What is Price Share ? – MM 5007
Perhitungan harga saham wajar 2013=13.875; 2012=12.064; 2011=10.491 Dsstrsnya itu dr mana ya?
LikeLike