Menghindari Potensi Kebangkrutan Perusahaan dengan Altman Z-Score


Street_Investing

Tidak ada satu pun perusahaan yang terhindar dari risiko kebangkrutan. Tidak ada bisnis yang bisa berjaya selamanya. Kombinasi dari melemahnya prospek industri ke depan digabungkan dengan mismanagement dapat berakibat fatal bagi suatu perusahaan. Potensi kebangkrutan akan semakin menguat manakala ekonomi berada di ambang resesi. Melemahnya daya beli masyarakat akan menguji kokohnya suatu perusahaaan.

Sebenarnya dengan melakukan analisis secara mendalam terhadap keuangan, tanda-tanda melemahnya kondisi fundamental perusahaan dapat terlihat. Walaupun begitu, apabila tidak tersandardisasi, jika 10 orang membuat analisis potensi kebangkrutan suatu bisnis, maka akan muncul juga 10 hasil analisis yang berbeda. Belum lagi apabila penggunaan rasio-rasio yang jika dipergunakan secara bersamaan terkadang memberikan hasil yang saling bertentangan.

Pada tahun 1968, Edward. I Altman memberikan formula yang berfungsi untuk memprediksi potensi kebangkrutan suatu perusahaan. Altman mempergunakan angka-angka di dalam laporan keuangan dan merepresentasikannya dalam suatu angka, yaitu Z-Score yang dapat menjadi acuan untuk menentukan apakah suatu perusahaan berpotensi untuk bangkrut atau tidak. Output tunggal ini juga dapat membantu memecahkan kebuntuan apabila kita mencoba untuk menganalisis berbagai rasio yang terkadang penafsirannya saling bertentangan.

Formula untuk mendapatkan Altman Z-Score adalah sebagai berikut:

Z-Score = 1.2T1 + 1.4T2 + 3.3T3 + 0.6T4 + 0.999T5

Di mana:

T1 = Working Capital / Total Assets

T1 bertujuan untuk mengukur besarnya aset likuid apabila dibandingkan dengan keseluruhan aset yang dimiliki. Pemikiran ini didasarkan dari pengamatan Altman terhadap current ratio dan acid ratio yang kurang baik untuk memprediksi kebangkrutan.

T2 = Retained Earnings / Total Assets

Parameter ini berguna untuk mengukur apakah laba secara kumulatif mampu untuk mengimbangi jumlah aset.

T3 = Earnings Before Interest and Taxes / Total Assets

Parameter ini berguna untuk mengukur profitabilitas suatu bisnis tanpa memandang seberapa besar utang dari perusahaan.

T4 = Market Value of Equity / Total Liabilities

Parameter ini berguna untuk mengukur tingkat leverage dari suatu perusahaan. Utang yang terlampau besar akan berbahaya bagi kelangsungan perusahaan, terutama apabila di belakangnya terdapat bunga yang harus dibayar.

T5 = Sales/ Total Assets

Disebut juga dengan assets turnover dan biasanya dipergunakan untuk mengukur tingkat efisiensi suatu bisnis dalam memanfaatkan aset yang dimiliki. Karena nilai assets turnover berbeda-beda untuk tiap-tiap industri, kita harus lebih bijak dalam menafsirkan angka ini.

Penafsiran dari nilai Z yang didapatkan adalah sebagai berikut:

Z-Score > 3,00 – Berdasarkan laporan keuangan, perusahaan dianggap aman

2,70 ≤ Z-Score <  2,99 – Terdapat kondisi keuangan di suatu bagian yang membutuhkan perhatian khusus

1,80 ≤ Z-Score < 2,70 – Ada kemungkinan perusahaan akan mengalami kebangkrutan dalam 2 tahun ke depan

Z < 1,80 – Perusahaan berpotensi kuat akan mengalami kebangkrutan

Contoh penggunaan Altman Z-Score adalah sebagai berikut:

Terlihat bahwa Z-Score untuk ASII adalah 3,99. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ASII berada pada posisi yang cukup aman dari potensi kebangkrutan.

Mari kita coba dengan contoh lain. Kali ini kita akan mencari Z-Score dari APOL.

Kontras dengan ASII, Z-Score dari APOL adalah 0,12. Hal ini menandakan bahwa APOL berada dalam permasalahan yang amat serius. Secara kasat mata, terlihat bahwa modal kerja (working capital) APOL negatif yang menunjukkan bahwa terdapat permasalahan likuiditas. Selain itu, retained earnings yang negatif menandakan bahwa APOL dari tahun ke tahun tidak dapat menghasilkan laba. Apabila kondisi ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin ekuitas APOL akan bernilai negatif. Satu hal lagi yang penting untuk diperhatikan adalah besarnya utang APOL apabila dibandingkan dengan nilai ekuitasnya. Dengan kondisi seperti itu, tidaklah heran APOL dikatakan berisiko untuk bangkrut walaupun tetap diperlukan analisis yang lebih mendalam terhadap kondisi keuangannya.

Altman Z-Score ini dapat menjadi wahana kontrol bagi kita sebelum mulai berinvestasi pada suatu saham. Tentu saja Altman Z-Score ini memiliki beberapa keterbatasan. Formula Z-Score tersebut tidak dapat diterapkan pada semua industri. Sebagai contoh, industri di mana jumlah utang yang besar merupakan hal yang normal seperti industri utilitas dan infrastruktur akan mendapatkan Z-Score yang sangat rendah. Selain itu, Altman Z-Score ini juga tidak cukup kuat untuk memprediksikan kondisi perusahaan-perusahaan non-manufaktur di mana nilai Sales/Total Assets pada industri ini secara normal jauh lebih besar daripada perusahaan manufaktur. Oleh karena itu terdapat kemungkinan terdapat bias pada hasil pengukuran Z-Score.

Modifikasi Altman Z-Score

Untuk mengantisipasi kelemahan dari formula asli Altman Z-Score, ada beberapa solusi yang ditawarkan. Untuk perusahaan pribadi, kita tidak bisa menghitung market value of equity. Oleh karena itu dilakukan perbaikan formula sebagai berikut:

Z-Score = 0.717T1 + 0.847T2 + 3.107T3 + 0.420T4 + 0.998T5

Terdapat sedikit perubahan pada nilai T4 di mana T4 = book value of equity/liabilities. Sedangkan penafsiran hasil Z-Score yang didapatkan adalah sebagai berikut:

Z-Score > 2,90 – Berdasarkan laporan keuangan, perusahaan dianggap aman

1,23 ≤ Z-Score <  2,90 – Terdapat kondisi keuangan di suatu bagian yang membutuhkan perhatian khusus

Z < 1,23 – Perusahaan berpotensi kuat akan mengalami kebangkrutan

Untuk perusahaan non-manufaktur, formulanya dimodifikasi menjadi sebagai berikut:

Z-Score = 6.56T1 + 3.26T2 + 6.72T3 + 1.05T4

Terlihat bahwa T5 dihilangkan untuk menghilangkan bias assets turnover seperti yang dijelaskan sebelumnya. Penafsiran hasil Z-Score adalah sebagai berikut:

Z-Score > 2,60 – Berdasarkan laporan keuangan, perusahaan dianggap aman

1,1 ≤ Z-Score <  2,60 – Terdapat kondisi keuangan di suatu bagian yang membutuhkan perhatian khusus

Z < 1,1 – Perusahaan berpotensi kuat akan mengalami kebangkrutan

Walaupun Z-Score ini secara umum cukup bagus dalam melindungi kita dari berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang berpotensi untuk mengalami kebangkrutan, kita harus pandai-pandai menafsirkan nilainya apakah relevan dengan nature dengan kondisi industri di mana perusahaan berada.

This entry was posted in Stock Picking Strategies. Bookmark the permalink.

80 Responses to Menghindari Potensi Kebangkrutan Perusahaan dengan Altman Z-Score

  1. doni says:

    T2 = Retained Earnings / Total Assets . pak gimana cara nyari Retained Earnings ini, apakah sudah ada di laporan keuangan spt FT.com atau kita itung sendiri ? klo itung sendiri gimana perhitungannya ?
    terima kasih atas penjelasan Altman Z-Score nya

    Liked by 1 person

  2. sofie says:

    slam…
    btw apa c kelebihan z-score bila dibanding alat prediksi lain?? faktor apa saja yg membuat persamaan z-score dapat diterapkan di Indonesia, secara dhlu ditemukan di AS.tengkyu

    Like

  3. parahita says:

    @doni
    retained earnings pasti disebutkan di laporan keuangan

    @sofie
    pembandingnya apa?
    z-score lumayan juga kok. Paling tidak secara relatif akan terlihat emiten mana yang lebih berisiko.

    Liked by 1 person

  4. dedi says:

    bapak,saya mau menanyakan ttg kalimat: “industri di mana jumlah utang yang besar merupakan hal yang normal seperti industri utilitas dan infrastruktur akan mendapatkan Z-Score yang sangat rendah.”
    Jumlah utang yang besar pada industri utilitas dan infrastruktur adalah hal yang normal, alasannya apa ya pak?

    Apakah pernyataan bahwa lembaga keuangan (bank dan non bank) juga normal apabila mempunyai utang besar juga pernyataan yang benar,pak?semakin besar utang lembaga tersebut, maka semakin baik.

    Terima kasih sebelumnya pak, saya sekarang baru tahap pengerjaan skripsi dan masih bingung perihal tersebut.

    Like

  5. parahita says:

    @dedi
    biasanya perusahaan pada kedua industri tersebut memiliki earning power yang sangat kuat. jarang sekali revenuenya turun.
    Kalau bank memang secara alami utangnya besar karena tabungan nasabah dianggap sebagai utang. Kalau lembag keuangan non bank belum tentu seperti itu.

    Like

  6. dedi says:

    terima kasih banyak pak.:-)

    Like

  7. atie says:

    pak saya mau menanyakan tentang modifikasi altman z-score untuk perusahaan non manufaktur dikatakan di atas bahwa T5 dihilangkan untuk menghilangkan bias assets turnover.
    maksudnya menghilangkan bias assets turnover itu bagaimana ya?
    saya masih kurang jelas..

    mohon penjelsannya pak karena saat ini saya sedang proses penyusunan skripsi.
    trima kasih..

    Like

  8. parahita says:

    @atie
    Pada perusahaan non manufaktur, umumnya mereka menawarkan service dan bukan menjual barang. Nilai T5 menggambarkan assets turnover yang filosofinya adalah memahami seberapa efisien aset yang dimiliki dapat memberikan pendapatan. Pada perusahaan service, fixed asset biasanya tidak berhubungan langsung dengan pendapatan. Misalnya, apabila perusahaan menambah satu buah kantor, tidak secara otomotis pendapatannya akan naik. Lain halnya dengan perusahaan manufaktur. Apabila kapasitas mesin ditambah sebesar X%, maka pendapatan pun akan naik sebesar X%. Oleh karena itulah pada perusahaan manufaktur, nilai assets turnover seringkali tidak memberikan informasi yang cukup berarti.

    Like

  9. atie says:

    kalau pada perusahaan retail bagaimana pak?
    itu kan termasuk non manufaktur juga…

    Like

  10. atie says:

    kalau pada perusahaan retail bagaimana pak?
    itu kan termasuk non manufaktur juga…

    mohon bantuannya ya pak..

    Like

  11. erwin says:

    pak mw tanya, apa latar belakang munculnya altman z-score. kmudian apa beda antara z-score dan z-model. yg saya tahu altman merivisi formulanya. kira2 kenapa altman merevisi formulanya? thanks

    Like

  12. erwin says:

    zeta model mksdnya

    Like

  13. carissa says:

    terimakasih sblmnya, artikel ini sangat membantu. Saya mau nanya, itu koefisien dr berbagai formula seperti 1.2T1+ dll itu 1.2 nya dapet drmna ya? Apa sudah given? Dan klo prshn non manufaktur contohnya apa saja ya. Thx sblmnya.

    Like

  14. parahita says:

    @erwin
    altman z-score digunakan untuk mengukur potensi kebangkrutan. Formula direvisi untuk bisa diterapkan pada industri yang lebih luas

    @carissa
    setahu saya koefisien itu hasil penelitian dan bersifat empiris.

    Like

  15. edi purnawan says:

    saya mau nanya ttng rumus altman yang cocok pada perusahaan manufaktur yang go public biasanya ada yang pakai model pertama apakah harus yang model revisi apa model yang pertamaa
    terima kasih sebelumnya

    Like

  16. ucha says:

    ma’af sya mau tanya, untuk koefisien yang terdapat di persamaan altman z-score itu apakah dapat disesuaikan dengan kondisi ekonomi di Indonesia saat ini?
    mohon bantuannya ya…:-)
    terimakasih

    Like

  17. ade says:

    pak parahita, bagaimana cara mendapatkan market value

    Like

  18. ade says:

    maaf, maksud saya market value of equity.. apa itu tertera dalam neraca? apa EBIT yg dipakai benar-benar dari operating income, bukan setelah ditambahkan pendapatan lain dan dikurangi beban lain selain bunga dan pajak tentunya.. saya mohon masukannya terimakasih

    Like

  19. alex says:

    pak, bagaimana cara menghitung market value equity dan book value of debt ?

    Like

  20. Wita says:

    Saya mau tanya tentang rumusan Z-score ini Pak, khususnya untuk APOL. Sebenarnya bagaimana perhitungan dari retained earnings, EBIT, Market value of equity, dan total liabilities? Karena waktu saya cocokkan dengan perhitungan saya, kok terdapat perbedaan. Mohon penjelasannya. Terima Kasih 🙂

    Like

  21. Bernard says:

    apakah kalian semua uda mengetahui bagaimana mencari markety value of equity????
    dan itu bisa di lihat d man yah???
    mhoonn bantuannya yahhh..

    Like

  22. parahita says:

    @Bernard
    Market Value of Equity = Harga saham x jumlah saham beredar

    @Alex
    Book value of debt bisa langsung dilihat di LK.

    Like

  23. kharisma says:

    Pak tanya, bapak tadi menjelaskan kalau T5 harus dihilangkan untuk diterapkan pada perusahaan non manufaktur, karena penambahan ruangan tidak serta merta berpengaruh terhadap pendapatan..kalau saya terapkan pada perusahaan perbankan misalnya, perusahaan perbankan menginvestasikan modalnya dengan membangun cabang baru dikota lain, logikanya, dengan penambahan cabang baru dapat berpengaruh terhadap pendapatan pak? ini berarti perhitungan dengan menggunakan T5 masih diperlukan dong?Mohon petunjuknya.terimakasih

    Like

  24. parahitahita says:

    @kharisma
    Altman Z-Score ini memang susah untuk diterapkan pada emiten keuangan/perbankan.

    Like

  25. kharisma says:

    Kalau begitu, secara spesifik, untuk perhitungan Z score yang bapak rumuskan untuk non manufaktur itu bisa diterapkan pada perusahaan apa misalnya?
    Selain itu atas dsar perhitungan apa saja rumusan Z-score bisa bapak modifikasi? kalau bisa membuat modifikasi baru seperti saat ini, mungkin bapak bisa mempertimbangkan perumusan baru Z-score lagi, dengan menambahkan variabel-variabel yang mungkin muncul pada perusahaan perbankan. Karena memang sepertinya belum kompatibel dengan perusahaan perbankan

    Like

  26. parahita says:

    Itu bukan saya yg merumuskan, tapi edward altman. Formulanya itu hasil dari riset mendalam

    Like

  27. kharisma says:

    Ok pak, terima kasih.
    Saya sudah beli buku bapak, cukup bagus. Pembahasan untuk rumus Altman dibuku bapak, sama persis dengan postingan diatas.
    Kesimpulan sementara saya, rumus Altman non Manufaktur yang baru masih belum kompatibel dengan perbankan.

    Like

  28. naimellyana says:

    Apakah metode Z-Score ini bisa digunakan untuk suatu koperasi pak?

    Like

  29. parahita says:

    Saya belum pernah lihat laporan keuangan koperasi, jadi tidak bisa memberikan jawaban pasti

    Like

  30. Naim Hafidz says:

    Salam kenal dulu ya mas sebelumnya,

    trs syarat LK seperti apa yang bisa menggunakan metode Z-Score,

    saya punya LK koperasi 5 tahun,
    saya skrg lagi dalam penyusunan skripsi pak,

    Like

  31. keiko says:

    pak….bgaimana cara menghitung nilai buku dari ekuitas…???apakah bisa dilihat lagsung di LK?

    Like

  32. vidy says:

    pak,bagaimana perhitungan untuk perusahaaan telekomunikasi..apakah masuk ke perusahaan non manufaktur?/lalu bagaimana perhitungan Z Score nya?terimakasih sebelumnya/..

    Like

  33. martin says:

    pak,saya mau tanya,market value of equity untuk contoh perusahaan ASII di atas = 140.465.600. untuk mendapatkan angka tersebut,jumlah saham beredar dan harga saham nya dapat dilihat dmn ya? apakah di LK ada? trims.

    Like

  34. Radiv Ahmed says:

    Pak Parahita, Market value of equity sama market capitalization itu sama kan?

    Like

  35. Pingback: Ratio and Valuation Sheet v1.2 | Pojok Ide Investasi

  36. nidya says:

    pak parahita, saya mau tanya pak bagaimana cara altman mendapatkan koefisien dari setiap rumus nya?
    saya mohon bantuan nya pak untuk bahan skripsi

    Like

  37. lanny says:

    pak parahita… ada beberapa model prediksi kebangkrutan yang ditemukan di luar negeri seperti model altman, springate, fulmer, CA score, dll. apakah model tersebut relevan jika digunakan untuk memprediksi kepailitan di Indonesia dengan kondisi market Indonesia dan pasar asing yang berbeda. apakah koefisien model2 tresebut perludisesuiakna kembali jika dgunakan untuk melakukan prediksi di indonesia?
    mohon balasannya untuk menambah informasi penyusunan skripsi saya. Terima kasih

    Like

  38. parahita says:

    @lanny
    Saya malah menunggu hasil risetnya 🙂

    Like

  39. rima says:

    Pa mf , klo mencari market value pada bank gimana?

    Like

  40. meisya says:

    Pak, saya mau menanyakan mengenai revised altman model.
    untuk Z4 = Book value of equity/book value of debt
    cara menghitung book value of equity bagaimana ya pak?
    book value of debt itu sama dengan total liabilities ya pak?

    Like

  41. ABADI says:

    thnhks..sanagt menginspirasi ,.,,thnk buat yg udh posting dan diskusi2nya . . .top up bangetttt

    Like

  42. elda says:

    halo pak.. salam kenal..
    saya ingin bertanya, sebenarnya cara untuk mencari net working capital pada perbankan bagaimana ya?
    saya agak kebingungan dalam menentukan batas current assets dan current liabilities pada perusahaan perbankan tersebut.
    mohon petunjuknya. terima kasih..

    Like

  43. parahita says:

    @ABADI
    Tks a lot 🙂

    @elda
    Kalau untuk perbankan memang agak susah diterapkan

    Like

  44. Gabe says:

    Pak, kalau untuk mencari nilai buku ekuitas pada T4 untuk perusahaan non manufaktur bagaimana formulanya ya?

    Like

  45. parahita says:

    @Gabe
    Kan ada di laporan keuangan?

    Like

  46. anita says:

    assalamualaikum, pak saya nita, klo misalkan model ini untuk industri media apakah bisa ya pak?

    Like

  47. fika maftuhah says:

    dear Pak parahita, selain harga saham, altman ini bisa mempengaruhi apa ya? saya ingin menjadikan nya sebagai variable dependen dalam tugas akhir saya. mohon bantuan dan saran nya ya pak. terima kasih 😉

    Like

  48. alasnuwoyo says:

    main-saham.com ngambil dari sini, atau mas yang ngambil dari main-saham.com? kok sama ya isinya? tapi gak ada keterangan sumbernya 🙂

    Like

  49. parahita says:

    @alasnuwoyo
    Menurut mas gimana 🙂

    Like

  50. Kara says:

    Wah saya cek main-saham.com ya jauh lah sama blog ini, kalo disana comot2 news doang

    Like

  51. iqbal says:

    askum pak parahita..,
    saya mau tanya tentang perhitungan market value of equity untuk contoh yang ada diatas bagaimana perhitungannya???karena setelah menggunakan cara perhitungan yang bpk kasih diatas kok beda hasilnya??

    Like

  52. Siti Nur Fuziah says:

    pak saya mau tanya market value of equity itu kan harga saham x jumlah saham yg beredar.. nah harga saham sendiri itu nisa diliat dmna? sedngkan yg saya tau harga saham itu perbulan kan? tp yg saya teliti untuk pertahun.. mohon bantuannya pak dalam penyelesaian TA saya 🙂

    Like

  53. Cheva says:

    Saya mau bertanya tentang pertanyaan yg hampir sama dengan Siti Nur Fauziah….
    Saya sudah mencari-cari referensi… Saya mau tau yang kros cek, apa benar Harga Sahan pada Market Value of Equity itu adalah Closing Price yang bisa dilihat di ICMD atau harga saham harian selama satu tahun yang dirata-ratakan??
    Terimakasih atas jawabannya…. Semoga berkah ilmu-ilmunya… =)

    Like

  54. echy says:

    buku ini dijual di toko buku mana ??

    Like

  55. Desty Purple says:

    saya mau tanya cara menghitung book value of equity dan book value of total debt? saya mohon bantuannya thanx

    Like

  56. Dian HC says:

    Pak Parahita, kebetulan saya mengambil tesis untuk memprediksi financial distress BUMN di Ind. di proposal awal sy coba membandingkan 3 model (altman, springate & zmijewski). pd saat seminar proposal dosen penguji Prof. Gudono (UGM) menyatakan bhw model yg dibuat altman dkk tidak dapat dipakai/tidak cocok untuk memprediksi prsh di Indonesia. disarankan beliau untuk membuat model sendiri dgn meniru metode yg digunakan altman dkk. hasilnya, model yg sy buat mempunyai akurasi yg lebih tinggi 9% dibandingkan dgn model altman utk persh BUMN.

    Liked by 1 person

  57. jayantika says:

    Pak Parahita, untuk perusahaan sektor pertanian rumus yang mana yang paling tepat digunakan dalam menghitung z-score?

    Like

  58. parahita says:

    @iqbal
    Market value = jml saham beredar x harga saham. Nilainya akan berubah terus seiring dengan pergerakan harga sahamnya

    @Siti Nur Fuziah & Cheva
    Harga saham historis bisa dilihat di yahoo finance

    @Desty purple
    Book value of equity ya sama dengan equity yang ada di laporan keuangan. Kalau book value of debt memang harus menghitung manual kewajiban yang ada beban bunganya.

    @Dian HC
    Bisa dishare modelnya?

    @jayantika
    menggunakan yang standar juga bisa kok

    Like

  59. siti mardiani says:

    Apa judul yg membahas analisis altman Z Score? Klo ad hrg nya berapa&bagaimana cara pesan nya

    Like

  60. Fk says:

    Maaf mau nanya nih, ebit itu beda ya sama income before tax? Trua jumlah lembar saham dilihat dari mana ya, Pak? Saya sumpah bingung:( trus pak, berarti perusahaan non keuangan itu di bagi lagi ya jadi manufaktur dan non manufaktur? Kalau disamain aja rumusnya gimana ya pak? Semoga bapak membalas yaa. Terimakasih:)

    Like

  61. DR says:

    Maaf mau tanya di retained earnings ada appropriated dan unappropriated yg mana yg di gunakan ya? Makasih mohon balasannya

    Like

  62. DR says:

    mencari Ebit bagaimana ya? karna tidak tertera di lap. keunya. saya kurang paham. mohon balasannya

    Like

  63. ningsih says:

    pak parahita..untuk perusahaan bank dan lembaga keuangan cocok menggunakan rumus altman yg mana ya?? dan bagaimana menghitung T4nya?? terimakasih 🙂

    Like

  64. Puspa says:

    Pak, saya mau pesan bukunya dong…gimana cara pemesanannya ya? Trimakasih..

    Like

  65. dyah says:

    sekarang altman zscore yang terbaru / modifikasi terbaru udah tahun berapa pak? apakah ada perubahn. terakhir yang saya tahu itu modifikasi 1995.

    terima kasih atas pencerahannya

    Like

  66. Maaf Pak, saya bisa pesan 3 buku yang membahas tentang
    1. Alman Zeta score,
    2. analisis kredit, dan
    3. buku terbaik yang membahas tentang masalah2 kebangkrutan.
    Alasannya Pak, karena saya mau bikin judul Karya Ilmiah. Pengumpulan judul tsb berakhir pd tanggal 28 februari. Maaf Pak kalau stoknya masih ada secepatnya info cara transaksinya pak agar saya pesan.

    Like

  67. dea says:

    pak judul buku yg membahas z-score untuk perusahaan non manufaktur ada pada buku yg mana pada street investing mohn balasannya sy butuh untuk skripsi sy please

    Like

  68. pak saya mau tanya, bagaimana cara untuk menghitung market value of equity? thanks 🙂

    Like

  69. Fakri says:

    pak saya mau tanya, nilai kapitalisasi pasar, sama market value of equity sama nggak??

    Like

  70. Ma'y says:

    Pak, saya mau tanya untuk mencari book value of equity bagaimana ya caranya?? dan apakah book value of equity itu sama dengan book value per share (nilai buku per saham)? Terimakasih.. 🙂

    Like

  71. Nicky says:

    Halo mas, mau tanya dong. Saya sedang melakukan penelitian ttg financial distress dari tahun 2011-2014. yang mau saya tanya, utk perhitungan z score menyeluruhnynya dihitung tiap tahun atau diambil dari rata-rata z score tiap tahun ya? Terimakasih

    Like

  72. parahita says:

    @Nicky
    Karena z-score ini adalah potret kondisi perusahaan, menurut saya sebaiknya dihitung tiap tahun.

    Like

  73. parahita says:

    @Fk
    EBIT = Income Before Tax + Interest Expense

    @DR
    Retained earnings adalah jumlah appropriate dan unappropriate
    EBIT sebenarnya bisa dibilang mirip sekali dengan operating income

    @ningsih
    Untuk bank sepertinya tidak bisa menggunakan formula ini

    @Mellysa Silviana
    Market value of equity = Harga saham x jumlahs saham beredar

    @Fakri
    Sama Pak

    @Ma’y
    Iya sama

    Like

  74. Pak paritha, saya mau tanya. Apa buku ini “street investing” menjelaskan ttg z-score? Kalo buku “the fundamental saham”, menjelaskan ttg z-score juga gak?
    Mohon dijawab karna saya sedang cari2 buku ttg z-score.
    Trimakasih.

    Like

  75. cutnyakdien5 says:

    maaf pak ingin bertanya, apa penelitian untuk nilai zscore manufaktur dan non manufaktur dapat digabungkan dengan rumus yang berbeda?
    terima kasih..

    Like

  76. dea says:

    salam pak parahita, saya mau tanya pak buku sumber untuk artikel bapak mengenai altman z score ini apa saja ya pak? dari komentar @Kharisma rumus di artikel ini ada di buku pak parahita, kalau boleh tau bukunya yg judul apa ya? karena pak parahita setau saya dari web ini menerbitkan 2 buku
    terimakasih, mohon bantuannya pak

    Like

  77. nur says:

    pak mau tanya untuk harga saham nya itu di ambil yang pas akhir tahun atau bagaimana pak?
    tolong info nya.. terima kasih…

    Like

  78. PATRICK says:

    pak saya mau tanya untuk yang T4 itu ada Market value of equity, di atas sudah di bahas bahwa harga saham x jumlah saham beredar, harga saham yang di pakai pastinya per tahun, tapi harga sahamnya yang penutupan, harga saham pembukaan, tertinggi, atau terendah ?
    kemudian dalam T4 nya yg dipakai MVE/ total debt saja tidak apa kan? apa harus MVE/BVD?
    terimakasih

    Like

  79. Pak mau tanya tentang market value of equity. Kalau perusahaan Tbk bisa dicari dengan rumus nilai saham x jumlah saham beredar. Nah kalau perusahaan swarta biasa hagaimana ya pak? Apakah pakai modal saham yg di akte, atau total keseluruhan modal termasuk laba ditahan dan lain2?

    Like

  80. Iwa rohiman says:

    Assalamualaikum. Saya mau tanya soal rumus altman Z Score. Sekarang saya sedang menyusun skripsi dengan variabel Y nya nilai perusahaan dan indikatornya saya coba pake altman z score. Saya udah searching sana sini tapi masih belum paham. Kira2 untuk buku altman z score yg isinya kumplit dan midah untuk dipahami dan enak dibaca karangan siapa, edisi berapa dan tahun berapa ? Terimakasih

    Like

Sampaikan komentar Anda