Bagaimana Faktanya? (Bag. 5): Screening Optimal untuk Saham-Saham BEI


Artikel bagian pertama sampai dengan keempat telah memberikan kita penjelasan mengenai range rasio di masa lalu yang dapat memberikan imbal hasil tinggi. Keempat artikel tersebut menjabarkan masing-masing rasio (PER, PBV, PEG, dan PSR) secara terpisah. Sayangnya, penggunaan rasio secara terpisah dalam melakukan pemilihan saham ada kelemahannya, yaitu adanya kemungkinan untuk memilih saham yang salah. Walaupun secara rata-rata saham-saham yang berada di dalam range tersebut memberikan imbal hasil yang tinggi, tidak semua saham dalam range tersebut juga memberikan hasil yang bagus.

Lalu bagaimana solusinya?

Secara intuitif kita bisa mencoba untuk memilih saham-saham yang lolos kriteria pemilihan untuk  rasio-rasio tersebut. Dengan demikian kita akan mengurangi risiko  memilih saham yang salah. Dengan kata lain kita akan mencoba untuk mencari saham-saham yang memenuhi kriteria berikut:

  1. 0  <= PER < 20
  2. 0 <= PBV < 0,75
  3. 0 <= PEG < 0,5
  4. PSR < 1,5

Apakah memang benar, saham-saham yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut memberikan imbal hasil yang tinggi? Inilah jawabannya:

 Sumber: http://www.ft.com & http://www.reuters.com, diolah

Ternyata hasilnya cukup mengesankan. Imbal hasil rata-rata saham-saham yang lolos dari screening dengan telak mengalahkan imbal hasil saham-saham lainnya. Di masa ekspansi, saham yang lolos screening memberikan imbal hasil rata-rata 81,77% sementara saham-saham lainnya memberikan imbal hasil rata-rata hanya 16,56%. Di masa krisis kita mendapatkan hasil serupa. Saham-saham yang lolos screening memberikan imbal hasil rata-rata 115,58%, jauh melebihi imbal hasil rata-rata saham-saham lainnya yang hanya 47,30%.

Riset ini benar-benar hanyalah riset gaya jalanan yang tidak mengikuti pakem-pakem yang baku. Walaupun begitu, apabila memang bermanfaat, why not? Sekali lagi saya ingatkan, tulisan ini bukanlah sebuah rekomendasi melainkan hanya corat-coret investor amatiran yang ingin menjadi lebih maju dalam berinvestasi 🙂

Satu hal lagi. Saham-saham yang masuk ke dalam kriteria biasanya adalah saham-saham tidak biasa yang mungkin jarang Anda dengar namanya. Oleh karena itulah kita harus melakukan analisis secara mendalam untuk memahami bisnisnya.

Street Investing: “because I believe everyone can do fundamental analysis…”

Disclaimer is on.

This entry was posted in Aneka Ria Riset Investasi, Strategi Investasi and tagged . Bookmark the permalink.

13 Responses to Bagaimana Faktanya? (Bag. 5): Screening Optimal untuk Saham-Saham BEI

  1. Martin says:

    Nice one, pak!
    Kalau boleh tahu, apa saja tuh saham-saham yang masuk kriteria screening di atas? Iseng nebak: AMAG, AMFG, CFIN, CLPI, JTPE, KKGI, MBAI. 🙂

    Like

  2. chucky d' anger says:

    ketemu 37 saham yang sesuai dengan dugaan, sebagian besar jarang didengar namanya..
    hehehe 🙂

    Like

  3. Windalfin says:

    Mau tanya, yang dimaksud dengan imbal hasil disini itu apa yah?

    Like

  4. Y. Kurnia says:

    Wow, good post Pak !
    Apa boleh minta file perhitungannya utk smua rasio diatas ((PER, PBV, PEG, dan PSR).
    Spt pada Valuation Tuning…

    Like

  5. aneka says:

    Thank you banget utk pak Parahita yang sudah berbagi, udah ngga sabar terima buku Street Investingnya, Thanks again pak, you rock 🙂

    Like

  6. Windalfin says:

    Pertanyaan tambahan (maaf jadi banyak tanya).

    Kan disini diukur Imbal hasil dari saham di masa krisis dan di masa ekspansi. pertanyaannya adalah bagaimana kinerja saham2 “masa ekspansi-memenuhi kriteria” saat dihadapkan pada masa krisis?

    Ada tidak kemungkinan kalau saham2 yang tidak memenuhi kriteria di masa ekspansi jadi memenuhi kriteria di masa krisis? Contohnya ANTM memiliki PER 30X pada tahun 2007 artinya ANTM pasti keluar dari kriteria lalu setelah krisis PER ANTM turun menjadi 7X sehingga masuk kriteria.

    Dengan adanya kemungkinan ini bukankah jadi makin menarik data-data yang diberikan Mas Parahita ini. Sekalian membuat proses screening menjadi lebih menantang.

    Terima Kasih,

    Like

  7. aryo moerdo says:

    pak parahita,
    return disini maksudnya return sampai skrg atau return di tahun tsb?
    kemudian return disini maksudnya apakah ROE atau capital gain-nya?
    mohon pencerahannya…
    thx

    Like

  8. aneka says:

    Pak Parahita, mau tanya nih, apa screener yang bagus utk screening kriteria2 di atas ? Sy coba pakai FT.com, cuma ada PER, PBV dan PSR. Apa perlu ditambahkan kriteria2 lainnya untuk mempersempit hasil screening ? terima kasih.

    Like

  9. aneka says:

    Satu lagi nih pak, untuk PEG saya hitung dari hasil screening di FT.com menggunakan PER / EPS (5 yrs avg), apakah benar seperti itu pak ? Terima kasih.

    Like

  10. aneka says:

    Borongan deh nih pak nanyanya, apakah ROE tidak dimasukkan sebagai kriteria, karena dari hasil screening yang saya dapat ROE 5 yrs avg nya < 15% semua, mungkin saya ada salah dimana ya, terima kasih.

    Like

  11. parahita says:

    @Aneka
    PEG itu PER dibagi dengan growth. Kalau PER 15x dan growth cuma 10%, PEG rationya berarti 15/10 = 1.5x.
    Di screener memang gak ada untuk PEG. Coba cari nilainya berdasarkan per dan growth.
    Untuk ROE ada tp tidak saya masukkan. Jadi kebanyakan entar 🙂

    @aryo moerdo
    Itu return maksudnya kenaikan harga

    Like

  12. aneka says:

    Terima kasih pak Parahita, untuk growth yang dimaksud disini apakah sama dengan EPS growth (5 yrs avg) ?

    Like

  13. AS INTERNATIONAL says:

    Mantapppp Pak Parahita ! Thanks..

    Like

Sampaikan komentar Anda