Dilema Investor


Karena harga saham ditentukan oleh kesepakatan antara penjual dan pembeli, wajar saja apabila naik dan turun setiap waktu. Besarnya kenaikan dan penurunan harga saham ditentukan oleh ‘konsensus’ pembeli dan penjual hari itu. Jika memutuskan untuk menjadi investor, Anda akan memilih saham-saham yang berfundamental bagus dan memiliki prospek yang bagus di masa depan.

Street_InvestingMasalahnya adalah terkadang saham-saham yang telah kita miliki tiba-tiba jatuh harganya tanpa penyebab yang jelas. Anda telah bekerja keras mendalami sahamnya, mulai dari membaca laporan keuangannya, mencermati hasil paparan publik, mengikuti perkembangan berita yang terkait dengan bisnisnya, berbicara dengan rekan-rekan yang bekerja di industri tersebut, dan banyak hal lainnya untuk mendapatkan keyakinan bahwa saham tersebut layak untuk dibeli. Beberapa waktu setelah Anda membeli sahamnya, tiba-tiba harganya terjun bebas. Hal tersebut memang terasa menjengkelkan dan alamiah. Ada kemungkinan muncul berita baru yang jelek yang belum kita ketahui. Bukan tidak mungkin juga harga saham bisa bergerak liar hanya karena rumor yang beredar antar grup-grup sosial media. Yang lebih sering terjadi adalah harga saham turun mengikuti pasar yang cenderung bearish. Kemungkinan terakhir tersebut sebenarnya tidak perlu untuk terlalu dikhawatirkan karena secara fundamental, perusahaannya masih baik-baik saja.

Lalu bagaimana harga saham jatuh karena ternyata ada berita buruk yang mengancam kinerja keuangannya?

Jika memang berita tersebut mengancam kelangsungan bisnis perusahaan secara permanen, jangan ragu untuk menjualnya. Dasar kita untuk memiliki sahamnya sudah tidak relevan lagi. Masalahnya, bagaimana jika kita pada kondisi belum mengetahui apakah memang ada berita negatif yang terkait dengan perusahaan tersebut?

Pada kondisi tersebut, posisi kita menjadi lebih sulit.

  • Jika Anda tidak menjualnya dan ternyata belakangan memang ada berita buruk, maka harga sudah turun sangat jauh.
  • Jika Anda menjualnya dan ternyata tidak ada penyebab yang jelas mengapa harga saham anjlok, maka ada kemungkinan Anda akan ketinggalan kereta apabila harga saham rebound dengan cepat.

Opsi kedua terlihat bisa menghindarkan kita pada risiko kerugian yang besar walaupun ada kemungkinan kita akan mengalami opportunity loss. Permasalahannya, itu berarti kita harus sering mengamati harga sahamnya dan saya pribadi tidak mau sepanjang hari memantau harga saham yang saya miliki.

Lalu bagaimana?

Saya percaya bahwa “sometimes shit happens”. Terkadang hal-hal buruk terjadi. Kita tidak bisa mengetahui apakah suatu hari nanti perusahaan tersebut salah satu pabriknya terbakar atau kalah dalam tender besar sehingga target penjualan tidak tercapai. Pasar akan menghukumnya dengan memukul jatuh harga sahamnya. Kita tidak bisa sepenuhnya menghindari hal-hal tersebut walaupun dengan riset yang cermat, kita bisa mengurangi kemungkinannya.

Jika kita telah meneliti sahamnya dengan cermat dan ternyata masih ‘kecolongan’ juga, maka yang terpenting adalah bagaimana respon kita terhadap kejadian tersebut. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, yang saya lakukan biasanya adalah:

  1. Jika ada saham yang ingin kita beli, biasakan untuk membelinya secara bertahap.
  2. Melakukan diversifikasi portfolio. Pada kondisi bullish, diversifikasi akan terlihat ‘bodoh’ karena akan ada saham-saham yang tertinggal oleh saham-saham lainnya sehingga portfolio kita tidak bisa ‘ngebut-ngebut amat’. Manfaat diversifikasi sesungguhnya akan kita nikmati ketika ‘shit happens’. Kerugian kita akan teredam dibandingkan dengan apabila kita memilikinya dalam porsi besar.
  3. Jika memang secara fundamental memburuk, apalagi bersifat permanen terhadap bisnisnya, jangan ragu untuk menjual sahamnya. Anda tidak memiliki dasar untuk tetap memiliki sahamnya.

Tidak ada kejadian dengan peluang terjadi 0% atau 100%. Peluangnya selalu berada di antaranya sebaik apapun kita mempersiapkan diri. Oleh karena itu, persiapan untuk mengantisipasinya sangatlah penting.

This entry was posted in Basic Investing, Investasi, Strategi Investasi and tagged . Bookmark the permalink.

4 Responses to Dilema Investor

  1. ardy says:

    perlu kejelian tersendiri untuk melihat prospek saham tsb walaupun secara track record secara fundamentalnya selama ini cukup baik.. tetapi tidak logis bila penurunan kinerja perusahaan secara drastis tanpa dasar yang kuat yang tercium oleh media, penurunan kinerja perusahaan secara alamiah akibat siklus bisnis tentu tidaklah drastis tetapi secara perlahan-lahan..

    Like

  2. AS says:

    Woww.. Thanks Banget Pak Parahita..

    Like

  3. Ilham aksar says:

    Akhirnya ada artikel barunya

    Like

  4. parahita says:

    @ardy point yang bagus. Thanks

    Like

Sampaikan komentar Anda