Competitive Advantage, Kunci Mendapatkan Saham Pemenang


Street_InvestingSampai dengan saat ini, terdapat lebih dari 400 perusahaan yang terdaftar di BEI. Perusahaan tersebut mewakili suatu bisnis yang telah mereka jalankan dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Perusahaan yang bisnisnya sedang bagus biasanya cenderung untuk memiliki ROE (Return on Equity) yang cukup tinggi. Karena ROE menggambarkan jumlah modal yang dimiliki oleh pemegang saham, maka emiten dengan ROE yang tinggi dapat dikatakan memberikan keuntungan bagi pemiliknya. Sayangnya, ROE yang tinggi hampir pasti akan mengundang pemain baru untuk masuk ke dalam bisnis yang sama. Semakin banyak pemain baru yang masuk, maka “kue” yang tersedia akan terbagi lebih banyak dan lama kelamaan jatah keuntungan perusahaan akan berkurang.

Hal yang menarik akan kita lihat apabila suatu perusahaan dalam jangka panjang memiliki ROE yang tinggi dan konsisten. Secara intuitif kita bisa menduga bahwa perusahaan tersebut memiliki suatu keunggulan yang membedakannya dari pesaingnya. Jika tidak tentu keuntungan yang dimiliki perlahan-lahan akan berkurang. Dengan berinvestasi pada perusahaan semacam ini akan lebih berpotensi memberikan keuntungan kita dalam jangka panjang. Kita menyebut keunggulan ini dengan competitive advantage.

Pernahkan Anda memperhatikan coffee shop yang banyak bertebaran di mal? Dari sekian banyak coffee shop itu, kita akan dapat melihat bahwa Starbucks hampir selalu ramai oleh pengunjung. Jika ada banyak coffee shop yang bertebaran, orang akan cenderung memilih Starbucks. Keunggulan dari Starbucks adalah brand nya. Starbucks adalah kopi, semua orang tahu itu. Keunggulan ini telah melekat pada Starbucks selama bertahun-tahun dan menempatkannya sebagai market leader dalam bisnis coffee shop.

Contoh lain yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah BCA. Walaupun memiliki banyak pesaing, BCA bisa menempatkan dirinya sebagai bank yang menawarkan kemudahan transaksi kita. Fokus BCA pada hal ini membuahkan hasil dan membuatnya memiliki jumlah nasabah terbesar. Walaupun bank lain telah berusaha untuk memberikan layanan yang sama dengan BCA, mengubah mindset pasar bahwa BCA unggul dalam kemudahan transaksi akan menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi para pesaingnya.

Lalu bagaimana caranya mengetahui apakah suatu perusahaan memiliki competitive advantage?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, terlebih dahulu kita harus mengetahui jenis-jenis dari competitive advantage. Pat Dorsey dalam bukunya yang berjudul “The Little Book That Builds Wealth” memberikan penjelasan yang sangat bagus mengenai hal ini. Dorsey memilih untuk menggunakan istilah “economic moat” yang memiliki arti yang sama dengan competitive advantage. Istilah economic moat ini dipopulerkan oleh Warren Buffett. Menurut Dorsey, jenis-jenis economic moat adalah sebagai berikut:

  • Intangible asset. Contohnya adalah merk, hak paten, dan lisensi yang menyebabkannya dapat menjual produk yang tidak dapat disaingi oleh kompetitornya. Contoh kita di atas, Starbucks, memiliki competitive advantage yang masuk dalam kategori ini.
  • Tingginya switching cost apabila konsumennya ingin pindah ke produk lain. Contoh yang sangat bagus adalah bank. Kita akan mengalami kesulitan yang cukup besar apabila ingin berpindah bank. Jarang sekali seseorang berpindah dari satu bank ke bank lain. Kalau menambah rekening di bank lain mungkin, akan tetapi jarang sekali yang benar-benar menutup rekeningnya di suatu bank.
  • Network economics, merupakan competitive advantage yang muncul karena luasnya jaringan yang dimilikinya. Dorsey memberikan contoh Amex (American Express). Competitive advantage Amex muncul karena kartu kreditnya dapat diterima di mana-mana. Semakin banyak merchant yang mau menerima kartu kredit Amex, semakin besar competitive advantage yang dimilikinya. Apa gunanya sebuah kartu kredit apabila tidak dapat dipergunakan di banyak tempat?
  • Cost advantage, yang berasal dari proses produksi, lokasi, skala bisnis, dan akses pada suatu sumber daya yang menyebabkan perusahaan tersebut bisa menghasilkan suatu produk dengan biaya yang lebih rendah.

Dengan memahami jenis-jenis competitve advantage atau economic moat di atas, kita akan lebih mudah untuk menemukan perusahaan-perusahaan dengan bisnis yang memiliki competitive advantage.

Jika kita dapat mengidentifikasi perusahaan yang memiliki competitive advantage dan mampu mentranslasikannya dalam  tingginya laba yang didapatkan dalam jangka panjang, maka sepertinya kita telah berada di jalan yang benar 🙂

Secara kuantitatif, ada beberapa rasio yang dapat membantu kita menemukan perusahaan yang memiliki competitive advantage:

  • ROE yang tinggi dalam jangka panjang. Hal ini telah dibahas sebelumnya.
  • Tingginya gross margin. Perusahaan yang memiliki gross margin lebih tinggi daripada pesaingnya merupakan kandidat yang cukup kuat untuk memiliki competitive advantage. Gross margin yang tinggi dalam jangka panjang menandakan bahwa perusahaan tersebut dapat mematok harga produknya lebih tinggi daripada kompetitornya. Bisa juga perusahaan tersebut memiliki struktur biaya produksi yang lebih rendah daripada kompetitornya.

Kembali lagi pada Dorsey. Dalam bukunya, Dorsey juga menjelaskan proses untuk mendapatkan perusahaan yang memiliki economic moat.

Pertama-tama, pastikan dahulu bahwa perusahaan memiliki track record return on capital (ROC) yang tinggi. Yang dimaksud dengan capital adalah jumlah dari utang dan modal yang menggambarkan besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Jika tidak, kita coba perkirakan apakah di masa datang perusahaan mampu untuk menghasilkan ROC yang tinggi. Jika tidak, mungkin memang perusahaan tersebut tidak memiliki economic moat. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi apakah perusahaan memiliki salah satu dari keempat jenis economic moat seperti yang telah dibahas sebelumnya. Jika ya, apakah economic moat tersebut dapat bertahan dalam waktu yang lama? Jika ya, maka perusahaan ini hampir pasti memang benar memiliki competitive advantage/economic moat.

Jangan Lupakan Valuasi

Sekuat-kuatnya competitive advantage yang dimiliki oleh suatu perusahaan, tidak akan memberikan kita keuntungan apabila kita membeli sahamnya di harga yang tinggi. Pada umumnya, perusahaan yang memiliki competitive advantage yang dominan akan dijual mahal. Oleh karena itu, kita harus bersabar untuk menunggu ada diskon sebelum melakukan pembelian. Kita tidak harus membelinya dengan sangat murah. Suatu perusahaan dengan bisnis bagus yang dijual dengan harga wajar akan jauh lebih berharga dibandingkan dengan perusahaan yang dijual murah namun bisnisnya biasa-biasa saja.

This entry was posted in Analisa Fundamental Saham (Bedah Bisnis), Strategi Investasi and tagged , . Bookmark the permalink.

11 Responses to Competitive Advantage, Kunci Mendapatkan Saham Pemenang

  1. Bagus P. Perdana says:

    Nice Post.. VRIO Framework; Value, Rarity, Imitability, Organization…

    Like

  2. badi says:

    Pak Parahita,
    Saya coba bandingkan BBCA dan BBRI dari sisi ROE utk 5 tahun terakhir diperoleh BBRI 28% dan BBCA 25%.
    Hitung gross margin untuk banking ini gimana Pak? Liat di valuation ratio sheet gross margin terkait dengan revenue dan COGS, sementara dari ft.com sy tidak liat ada istilah revenue dan COGS nya Pak.
    Terima kasih.
    Salam

    Like

  3. parahita says:

    @badi
    Setiap industri memiliki karakteristik tersendiri dan tidak dapat dipuku rata analisanya. Untuk banking industry, yang mendekati COGS adalah interest expense. Mungkin ada baiknya untuk memahami operasional bank secara umum dapat membaca artikelnya di:

    Membaca Laporan Keuangan Bank (Bagian 1)

    dan

    Membaca Laporan Keuangan Bank (Bagian 2)

    Like

  4. aneka says:

    Interest Expense memang ada di laporan keuangan bagian rugi / laba, tapi kok angkanya beda ya waktu saya bandingkan di laporan keuangan ASII dengan yang ada di valuation sheet.xls nya ? Mohon petunjuk angka2 mana yang dimaksud. Terima kasih.

    Like

  5. parahita says:

    @aneka
    beda bagaimana?

    Like

  6. Caroline says:

    Numpang nimbring nih pak ,walau sy sangat jarang berinvestasi di saham perbankan, tapi ada satu rasio yang juga dapat melihat efesiensi bank tersebut rasio tersebut diberi nama BOPO ( biaya operasi dibagi dengan pendapatan operasi ), semakin kecil BOPO sebuah bank semakin efesien bank tersebut. Untuk kekuatan modal ada rasio CAR ( Capital adequacy Ratio), sebeum melangkah kesana kita harus paham dulu penggolongan kredit suatu perbankan, kredit suatu bank digolongkan menjadi 5 kriteria ( Lancar,dalam perhatian khusus,kurang lancar,diragukan dan terkahir macet ) dalam setiap kriteria ini bank harus menyisihkan pencandangan dari mulai 1% yang kriteria lancar hingga 100% pada kriteria macet dikarenakan BI mensyaratkan CAR minimal adalah 8% suatu bank tidak bisa agresif memberikan kredit bila CAR nya telah berada di hampir mendekati 8%, hal inilah yang membuat industri perbankan bila ingin tumbuh cepat bank tersebut harus menambah modalnya nya umumnya solusinya adalah Right issue atau menjual Obligasi Sub debt, aduh jadi kepanjangan nih, sorry ya pak

    Like

  7. parahita says:

    @Caroline
    Pandangan yang menarik. Bank memang sangat unik dengan model bisnis yang berbeda dari perusahaan pada umumnya. Saya akan mempertimbangkan untuk memasukkan rasio-rasio tersebut saat melakukan analisa bank.

    Tertarik menjadi guest writer? 🙂

    Like

  8. aneka says:

    Interest Expense contoh di ASII (valuation ratio sheet 1.2.xls ) tahun 2009 dan 2008 sbb : 547 dan 597. Sedangkan di laporan keuangan yg sy ambil dari BEI adalah 485 dan 513. Untuk angka 547 dan 597 nya dari mana ya pak ? Terima kasih.

    Like

  9. Pingback: (Buku Yang Ingin Saya Beli) Moat: The Competitive Advantages of Buffett and Munger Businesses | Pojok Ide Investasi

  10. Pingback: Menentukan Harga Wajar Saham dengan P/E Absolut | Pojok Ide Investasi

  11. Pingback: Menentukan Harga Wajar Saham dengan P/E Absolut | titotara

Sampaikan komentar Anda